“Kalau
mau ke kantor pajak sekarang aja, sebelum jam 3.” Ko Ain berkata kepadaku
sambil mengambil kunci mobil. “Emang kenapa ko? Mau antar unit lagi ya?”
Tanyaku sambil mengikuti langkahnya.
“Nggak, Cuma wawak sekarang ini kan lagi ambil
unit, biasanya jam 3 udah nyampe sini. Kalau wawak udah pulang, aku kan harus
nyiapin unit yang mau dipajang. Takutnya kalau pergi ke kantor pajaknya
kelamaan, aku dicari-cari Bos pula”. Aku pun lantas mengangguk tanda mengerti
akan penjelasan ko Ain yang puanjang lebar dan tak menentu itu hehe..
Wawak
(Baca: Pakcik/Pakde) yang kami omongin tadi adalah supir di perusahaan tempat
aku bekerja. Namanya Ramino. Wak Ramino termasuk salah satu karyawan terlama.
Perkiraanku usianya sudah diatas setengah abad. Ada sedikit yang aku kagumi
dari beliau ini. Sikapnya memang kadang suka iseng ngeledek (nyindir) karyawan
lain, apalagi kalau ada yang datangnya telat tuh. Tapi diluar itu, menurutku ia
orang yang sopan dan menyenangkan juga. Satu hal yang aku salut kan dari dia
adalah kejujurannya. Di perusahaan tempatku bekerja ini sudah sering terjadi
gonta ganti supir yang aku kurang tau pasti penyebabnya. Kalau karena gaji,
menurutku gaji seorang supir disini lumayan tinggi loh. Apalagi dibandingkan
dengan kerjanya yang gak terlalu sibuk. Paling rame sehari cuma ngantar 3-4
tempat (karena biasanya pembeli membawa langsung unit yang ia beli kecuali
kalau rumahnya cukup jauh). Kalau lagi sepi kadang malah gak ada kerjaan, Cuma
nganterin nyonya ke pasar atau ngantar anak si Bos pergi Les.
Back
to si supir tadi, Selama ini supir yang lain tuh, kalau udah bertugas ngambil
unit ke Medan yang notabene lama perjalanan menuju kesana lebih kurang 2,5jam,
mereka pasti nyampenya sekitar jam 5. Tapi kalau wak Ramino yang berangkat
paling telat juga nyampenya jam 4 sore. Kadang malah bisa jam 2 dia udah
nyampe. Awalnya aku berfikir mungkin karena wawak bawa mobilnya ngebut. Atau
perginya lebih pagi dari yang lain. Ternyata belakangan aku tau kalau supir
yang lain itu sering berhenti di tengah jalan, dengan dalih ngantuk jadi perlu
istirahat. Padahal tujuan utamanya supaya begitu nyampenya udah jam 5, jadi bisa
langsung pulang. Nah, Kalau yang lain pada singgah singgah, tidak demikian
dengan wawak,ia hanya berhenti di waktu shalat seperti waktu Dzuhur, kadang
saat Ashar dia udah nyampe. Kadang dari hal yang terlihat sepele ini aku jadi
merasa wajar kalau si Bos lebih ‘sayang’ sama si wawak. Sedikit banyak apa yang
dilakukan oleh supir-supir sebelumnya bisa dikategorikan korupsi tuh..lebih
tepatnya korupsi waktu. Kalau di posisi seperti itu saja masih ada juga yang
bisa di korupsi, apalagi kalau berada dalam posisi seperti petinggi-petinggi
Negara kita ya? Huft..memang sebenarnya untuk menghindari mental seperti itu,
kita harus membiasakan dari hal-hal yang kecil. Ketika kita berusaha untuk
jujur dalam hal yang sepele sekalipun berarti kita sudah melatih diri untuk hal
yang jauh lebih besar. Kalau jadi kasir saja mau menyelipkan sedikit pemasukan,
gimana kalau jadi kepala keuangan?
Ketika
petinggi Negara kita ada yang terlibat korupsi, penyelewengan dana dan
sebagainya, banyak sekali yang angkat bicara. Menyalahkan, menghujat, seolah si
penghujat itu orang yang paling jujur sedunia. Coba bercermin diri, sudahkah
kita jujur? Walaupun seribu rupiah yang bukan hak kita tapi kita gunakan, itu
sudah termasuk karupsi loh.. Bukan berarti karena yang diambil oleh para
petinggi itu bernilai milyaran baru disebut korupsi. Untuk menyalahkan mereka
(para koruptor_red) itu sah-sah saja, tapi jangan berlebihan. Sebagai gantinya,
jadikan pengalaman mereka sebagai guru. Ketika koruptor dihukum karena
perbuatannya, ya..jangan sampai kita melakukan hal yang sama, yang jelas-jelas
kita tau seperti apa nanti akibatnya.
Berbicara
tentang kejujuran, sebenarnya aku gak bisa terlalu ngomong ini itu. Karena aku
juga nggak tau apakah selama ini aku sudah 100% jujur? Entahlah..yang pasti untuk mengambil sesuatu
yang bukan hak –ku, sampai saat ini dan mudah-mudahan untuk seterusnya aku bisa
menahan diri. Dan aku juga ingin kelak bisa mendidik anak-anakku dengan
kejujuran. Setidaknya aku berusaha untuk membentuk generasi yang jujur untuk
negeri ini. (wuidiihhh..dalem bener….). Yang perlu diingat dari sebuah
kejujuran adalah dengan menjaganya. Karena akan terasa sakit sekali ketika kita
kehilangan kepercayaan dari seseorang hanya karena sebuah ketidakjujuran.
Ketika kepercayaan itu hilang, kita tidak akan bisa mendapatkannya kembali.
So,
Be Honest guys.. Semoga bermanfaat..
See
Yaaa..
Ketika kepercayaan itu hilang, kita harus meraihnya dengan usaha yg tidak mudah untuk bisa mendapatkannya kembali.
BalasHapushmm.........
BalasHapuskita harus jaga kejujuran sebelum hilang dan malah tak pernah menemukannya kembali....
:)
"Sikapnya memang kadang suka iseng ngeledek (nyindir) karyawan lain, apalagi kalau ada yang datangnya telat tuh.."
BalasHapuskebanyakan sifat seperti itu di dapat karena memang beliau lebih matang.. pertanyaan tuk kita... kenapa kita musti menunggu tuk seusia beliau tuk bisa bijak dalam menyikapi tiap persoalan..!?!?!
*halah.. ngawur nii saiia nya :(
Belajar Photoshop
Mengkritik sebagai sarana untuk mengingatkan boleh, justru harus ada yang seperti itu asal tidak kebablasan dan berdasarkan data yang benar agar tidak terjadi fitnah dan yang lebih bijak setuju yang telah mbak lakukan memulai dari diri sendiri dan keluarga.
BalasHapussalam
ilustrasi dgn pinokio keren.... ingat dongenng pinokio yg kalo setiap bohong hidungnya tambah panjang,...
BalasHapusKejujuran sangatlah penting dalam hidup ini,
OK..... kita budayakan kembali kejujuran itu dari kita sendiri.
iya iya
BalasHapuskalau yang lain hilang masih bisa diganti
nah kalau kepercayaan itu susah
betul mba aku setuju! so mulai dari kita sendiri ^___^
BalasHapusbtw, salam kenal juga yaaaa, sekalian izin follow :)
eh, katanya sekarang omongan jujur lebih mahal daripada berlian atau permata loh..
BalasHapusabisnya langka banget... XD
ijin follow, ditunggu folbacknya .
BalasHapus:)
jujur adalah sesuatu yang mudah diucapkan, dimengerti namun banyak yang tidak bisa menjalaninya, kebanyakan dari kita juga munafik, menyuruh orang berbuat jujur, tapi .... "gokil ga tuh bahasa gue".
BalasHapustapi semoga saja kita termasuk orang yang bisa belajar jujur. Amin .. hehehe :)
setidaknya kejujuran itu hrs di mulai dari diri walau sekecil apapun itu
BalasHapus@Mb Ririe : Sulit sekali tu mbak mengembalikan sebuah 'kepercayaan' :)
BalasHapus@Zone : Yup..Righttttt:)
@PS Holic : Wkwkwkw..awalnya dalem banget,ujung2nya ngawur :D tapi,bener juga loh..
@Thanjawa Arif : Terimakasih, karena hal yang besar bermula dari yang kecil :)
@Mb'Sukma : Ternyata penggemar 'idung' pinokio ya mbak :D
BalasHapus@ Ninda : #ngangguk angguk :)
@Shine : Salam kenal kembali, terimakasih udah follow..ntar sy folback okay..:)
@stupid monkey :Gokil banget...#kemudian amin :D
@ Al kahfi : Yupp..diri sendiri dulu baru ...:)