“
Duhh,, sepertinya enak ya pak kalau jadi Bu Winar. Suaminya anggota Dewan,
minimal sebulan sekali travelling ke luar kota, bajunya bermerek, perhiasannya
banyak, tiap ada hape model baru pasti dia langsung beli, belum lagi isi
rumahnya. Wuihhh.. bikin ngiri aja.”
Cerocos
bu Sri kepada suaminya yang sedang mengganti kran wastafel yang mulai rusak.
Sang suami hanya menanggapi dengan senyum.
“
Bapak ndak kepengen gitu mencalonkan diri jadi anggota Dewan? Bapak kan
temennya banyak, pasti kalau nyalonin diri bakal banyak juga yang mendukung
pak.” Sambung wanita setengah baya itu sambil tetap sibuk dengan racikan tumis
kangkung yang akan diolahnya.
“Ndak
lah Bu, tiap orang kan punya jalan rezeki masing-masing. Walaupun bapak cuma
karyawan swasta, toh selama ini kita ndak kekurangan kan bu. Dan Alhamdulillah
usaha warnet kita juga lancar. Jadi anggota Dewan itu tanggung jawabnya besar
Bu.” Suaminya menjawab dengan lembut.
Tiba-tiba
Weni anak mereka yang masih menggunakan seragam SMP itu masuk ke dapur dan langsung
mencomot tempe goring yang ada di atas meja.
“ Cuci
tangan dulu Weni, kamu baru pulang? Mana rapornya? Hari ini pembagian rapor
kan? ” ujar bu Sri pada anaknya. Weni yang cengengesan di tegur ibunya
buru-buru mengeluarkan raportnya.
“
Loh…Wen, kok rangking kamu ndak masuk 5 besar? Pasti kamu sibuk internetan saja
kan? Ndak serius belajar? Kamu liat tu Mbak kamu, Waktu SMP selalu rangking 3
besar, makanya sekarang Mbak-mu bisa masuk ke SMA favorit. ”
“ Iya,
Bu. Semester depan Weni bakal masuk 3 besar deh..” jawab Weni singkat sambil
bergegas masuk kedalam kamarnya. Ia mengurungkan niatnya untuk memperlihatkan
piagam penghargaan yang ia terima karena memenangkan lomba Menulis Cerpen
tingkat SMP se-Kotamadya.
“Sepertinya ibu hanya tertarik dengan nilai mata pelajaran
saja”
Batinnya.
***
Kejadian diatas bisa dialami oleh siapa saja.
Di- BANDING -kan. Yup. Ketika kelebihan yang dimiliki orang lain di banding-banding
kan dengan apa yang kita punya. Pada dasarnya membandingkan itu tidak selamanya
negative. Mungkin saja tujuan kita di banding-bandingkan dengan orang lain
adalah agar kita terpacu untuk bisa menjadi lebih baik lagi. Hanya saja, tujuan
yang mulia ini kalau tidak disampaikan dengan benar malah bisa melukai hati.
Setiap
orang memiliki kelebihan masing masing.
*Ketika
seorang dokter berkemampuan mendeteksi penyakit, dan mengetahui jenis obat
penawar mungkin seorang montir tidak mengerti sama sekali akan hal itu. Tapi
ketika mobil si dokter rusak, montir lah yang mengetahui dimana letak kerusakannya
dan memperbaikinya.
*Ketika
adik kita lemah dalam ilmu eksakta, jangan langsung membandingkan dia dengan
salah seorang teman yang notabene unggul di bidang itu. Mungkin saja adik kita
lebih berbakat seni lukis.
*Ketika
seorang motivator ternama bisa memotivasi ribuan orang pengusaha, belum tentu
ia bisa menanam dan merawat padi di sawah sampai panen tiba seperti yang
dilakukan petani kan?
See?
No Body’s Perfect, Masing-masing dari kita punya kelebihan dan kekurangan.
Kekurangan yang satu akan dilengkapi oleh kelebihan yang lain. Oleh sebab itu
manusia disebut mahluk sosial, yang memerlukan orang lain untuk hidup. (kok
jadi kayak pelajaran sosiologi yak :D)
Trus
gimana kalau kita berada dalam posisi sebagai objek penderita (yang
dibanding-bandingkan) ?
Gampang
kok menghadapinya, senyum aja. Bilang kalau kita beda dunia sama yang
dibandingin tadi, dia jago marketing kita jago blongging huehehehe. Yang pasti,
jangan masukin ke dalam hati, anggap itu teguran atau colekan agar kita mencoba
memperbaiki kekurangan pada diri kita dan lebih mengasah kelebihan kita
tentunya.
Tapi,
walaupun tiap orang itu beda kemampuannya, itu semua bukan excuse loh yang
membuat kita berhenti belajar dan
berkembang. IQ seseorang bisa berbeda, tapi yang memiliki kepintaran biasa-biasa
saja bisa jadi tambah pintar kalau rajin belajar loh.. Sepintar apapun kita
kalau kita nggak mengikuti perkembangan IPTEK, bakalan ketinggalan juga, ntar
ujung-ujungnya bakalan di sebut “Ndesooo!”.
Sama
seperti pisau, Setajam apapun pisau kalau tidak pernah diasah bakalan tumpul
juga bahkan berkarat.
Nih
ada sedikit intermezzo..cekidot!
-- Yang
Terhebat --
Google : Aku bisa menemukan segalanya.
Wikipedia : Aku tau segalanya
Modem : Kalian berdua harus melalui aku dulu.
Berarti akulah yang Terhebat.
Listrik : Diam kalian semua! Jangan sok hebat,
kalau aku pergi Elo..Elo..dan Elo.. End. ‘-_-
The
Point is:
Setiap
orang punya kekurangan dan kelebihan. Asah kelebihan kita, perbaiki kekurangan
kita (walau tak sempurna).
So,
dari pada membanding-bandingkan orang lain, mending kita mengasah diri agar terus
berkembang menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Keep
up to date.. Keep learn.. Keep Growth and Keep Moving forward..Merdeka!
jadi yang paling hebat si listrik ya?
BalasHapus:D
wahh,google,wikipedia,modem dan listrik pada beramtem tuh,..masing2 merasa hebat hehee...
BalasHapusfollower#9 mbak
Betul, hadapi dengan senyuman, senyum itu emas lho, tp jgn banyak2 lho..
BalasHapus"yg penting terus belajar" idem bu .. ;)
Nah, ini-nih knp ampe skrng PLN tetap slow down, enjoy2 tanpa motivasi lanjutan, karena merasa merekalah yg paling berperan di negri ini, wkwkwkwk ..;)
setuju.. gag ada manusia yang sempurna.. gag ada makhluk yang sempurna :(
BalasHapusBelajar Photoshop
narasi yang menggugah saya mbak,
BalasHapustiap orang punya mqomnya sendiri-sendiri jadi tidak boleh dijadikan seperti apa yang kita bayangkan.
selamat pagi mbak :)
Saya kagum dengan post anda. . .
BalasHapusNice post. . .
Kunjunggi saya di http://rymanbook.blogspot.com
Betul sekali, nobody perfect. :)
BalasHapusYang penting kita pertajam saja apa yang sudah kita miliki. Dunia ini terdiri dari banyak manusia, diberikan anugrah yang berbeda oleh Tuhan supaya saling mengenal dan melengkapi.
Setuju banget sama postingan ini. Kemampuan manusia itu berbeda-beda dan semua ada kekurangan dan kelebihan. Asek.. :)
BalasHapusbetul mbak postingnya kelebihan juga kadang bisa menjerumuskan sedang apabila sadar akan kekurangannya bisa memacu untuk belajar menutupi kekurangan tersebut
BalasHapus@ Kevin : Ga,juga Vin. Kalo nggak ada yang nyolokin kabelnya, kayaknya listrik juga ga kepake deh.. hehehe:P
BalasHapus@ Mbak atma: Ternyata nggak manusia aja yang suka sok hebat yak :D
@ Stupid Monkey : Kayaknya ni mesti dibaca juga ya ama PLN :D
@ PS Holic : Iya :)
@ Ryman & Agus Setya : Terimakasih :)
@ I2 Harmony : Asah yang sudah ada,Right? :)
@ Feby : Aseekkk..:D
@ Thanjawa Arif : Setuju..*angguk-angguk* :)