Label

Blink Blink (5) Tokoh (2)

Selasa, 13 Desember 2011

your amazing!!


“ Duhh,, sepertinya enak ya pak kalau jadi Bu Winar. Suaminya anggota Dewan, minimal sebulan sekali travelling ke luar kota, bajunya bermerek, perhiasannya banyak, tiap ada hape model baru pasti dia langsung beli, belum lagi isi rumahnya. Wuihhh.. bikin ngiri aja.” 

Cerocos bu Sri kepada suaminya yang sedang mengganti kran wastafel yang mulai rusak. Sang suami hanya menanggapi dengan senyum.

“ Bapak ndak kepengen gitu mencalonkan diri jadi anggota Dewan? Bapak kan temennya banyak, pasti kalau nyalonin diri bakal banyak juga yang mendukung pak.” Sambung wanita setengah baya itu sambil tetap sibuk dengan racikan tumis kangkung yang akan diolahnya.

“Ndak lah Bu, tiap orang kan punya jalan rezeki masing-masing. Walaupun bapak cuma karyawan swasta, toh selama ini kita ndak kekurangan kan bu. Dan Alhamdulillah usaha warnet kita juga lancar. Jadi anggota Dewan itu tanggung jawabnya besar Bu.” Suaminya menjawab dengan lembut.

Tiba-tiba Weni anak mereka yang masih menggunakan seragam SMP itu masuk ke dapur dan langsung mencomot tempe goring yang ada di atas meja.

“ Cuci tangan dulu Weni, kamu baru pulang? Mana rapornya? Hari ini pembagian rapor kan? ” ujar bu Sri pada anaknya. Weni yang cengengesan di tegur ibunya buru-buru mengeluarkan raportnya.

“ Loh…Wen, kok rangking kamu ndak masuk 5 besar? Pasti kamu sibuk internetan saja kan? Ndak serius belajar? Kamu liat tu Mbak kamu, Waktu SMP selalu rangking 3 besar, makanya sekarang Mbak-mu bisa masuk ke SMA favorit. ”

“ Iya, Bu. Semester depan Weni bakal masuk 3 besar deh..” jawab Weni singkat sambil bergegas masuk kedalam kamarnya. Ia mengurungkan niatnya untuk memperlihatkan piagam penghargaan yang ia terima karena memenangkan lomba Menulis Cerpen tingkat SMP se-Kotamadya.
“Sepertinya ibu hanya tertarik dengan nilai mata pelajaran saja” Batinnya.


***

 Kejadian diatas bisa dialami oleh siapa saja. Di- BANDING -kan. Yup. Ketika kelebihan yang dimiliki orang lain di banding-banding kan dengan apa yang kita punya. Pada dasarnya membandingkan itu tidak selamanya negative. Mungkin saja tujuan kita di banding-bandingkan dengan orang lain adalah agar kita terpacu untuk bisa menjadi lebih baik lagi. Hanya saja, tujuan yang mulia ini kalau tidak disampaikan dengan benar  malah bisa melukai hati.

Setiap orang memiliki kelebihan masing masing.

*Ketika seorang dokter berkemampuan mendeteksi penyakit, dan mengetahui jenis obat penawar mungkin seorang montir tidak mengerti sama sekali akan hal itu. Tapi ketika mobil si dokter rusak, montir lah yang mengetahui dimana letak kerusakannya dan memperbaikinya.
*Ketika adik kita lemah dalam ilmu eksakta, jangan langsung membandingkan dia dengan salah seorang teman yang notabene unggul di bidang itu. Mungkin saja adik kita lebih berbakat seni lukis.
*Ketika seorang motivator ternama bisa memotivasi ribuan orang pengusaha, belum tentu ia bisa menanam dan merawat padi di sawah sampai panen tiba seperti yang dilakukan petani kan?

See? No Body’s Perfect, Masing-masing dari kita punya kelebihan dan kekurangan. Kekurangan yang satu akan dilengkapi oleh kelebihan yang lain. Oleh sebab itu manusia disebut mahluk sosial, yang memerlukan orang lain untuk hidup. (kok jadi kayak pelajaran sosiologi yak :D)

Trus gimana kalau kita berada dalam posisi sebagai objek penderita (yang dibanding-bandingkan) ?
Gampang kok menghadapinya, senyum aja. Bilang kalau kita beda dunia sama yang dibandingin tadi, dia jago marketing kita jago blongging huehehehe. Yang pasti, jangan masukin ke dalam hati, anggap itu teguran atau colekan agar kita mencoba memperbaiki kekurangan pada diri kita dan lebih mengasah kelebihan kita tentunya. 

Tapi, walaupun tiap orang itu beda kemampuannya, itu semua bukan excuse loh yang membuat kita berhenti belajar  dan berkembang. IQ seseorang bisa berbeda, tapi yang memiliki kepintaran biasa-biasa saja bisa jadi tambah pintar kalau rajin belajar loh.. Sepintar apapun kita kalau kita nggak mengikuti perkembangan IPTEK, bakalan ketinggalan juga, ntar ujung-ujungnya bakalan di sebut “Ndesooo!”.     
Sama seperti pisau, Setajam apapun pisau kalau tidak pernah diasah bakalan tumpul juga bahkan berkarat.

Nih ada sedikit intermezzo..cekidot!

-- Yang Terhebat --
Google        : Aku bisa menemukan segalanya.
Wikipedia   : Aku tau segalanya
Modem      : Kalian berdua harus melalui aku dulu. Berarti akulah yang Terhebat.
Listrik         : Diam kalian semua! Jangan sok hebat, kalau aku pergi Elo..Elo..dan Elo.. End. ‘-_-

The Point is:
Setiap orang punya kekurangan dan kelebihan. Asah kelebihan kita, perbaiki kekurangan kita (walau tak sempurna). 

So, dari pada membanding-bandingkan orang lain, mending kita mengasah diri agar terus berkembang menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Keep up to date.. Keep learn.. Keep Growth and Keep Moving forward..Merdeka!

See yaaa…
   

10 komentar:

  1. jadi yang paling hebat si listrik ya?
    :D

    BalasHapus
  2. wahh,google,wikipedia,modem dan listrik pada beramtem tuh,..masing2 merasa hebat hehee...
    follower#9 mbak

    BalasHapus
  3. Betul, hadapi dengan senyuman, senyum itu emas lho, tp jgn banyak2 lho..

    "yg penting terus belajar" idem bu .. ;)

    Nah, ini-nih knp ampe skrng PLN tetap slow down, enjoy2 tanpa motivasi lanjutan, karena merasa merekalah yg paling berperan di negri ini, wkwkwkwk ..;)

    BalasHapus
  4. setuju.. gag ada manusia yang sempurna.. gag ada makhluk yang sempurna :(

    Belajar Photoshop

    BalasHapus
  5. narasi yang menggugah saya mbak,
    tiap orang punya mqomnya sendiri-sendiri jadi tidak boleh dijadikan seperti apa yang kita bayangkan.
    selamat pagi mbak :)

    BalasHapus
  6. Saya kagum dengan post anda. . .
    Nice post. . .
    Kunjunggi saya di http://rymanbook.blogspot.com

    BalasHapus
  7. Betul sekali, nobody perfect. :)
    Yang penting kita pertajam saja apa yang sudah kita miliki. Dunia ini terdiri dari banyak manusia, diberikan anugrah yang berbeda oleh Tuhan supaya saling mengenal dan melengkapi.

    BalasHapus
  8. Setuju banget sama postingan ini. Kemampuan manusia itu berbeda-beda dan semua ada kekurangan dan kelebihan. Asek.. :)

    BalasHapus
  9. betul mbak postingnya kelebihan juga kadang bisa menjerumuskan sedang apabila sadar akan kekurangannya bisa memacu untuk belajar menutupi kekurangan tersebut

    BalasHapus
  10. @ Kevin : Ga,juga Vin. Kalo nggak ada yang nyolokin kabelnya, kayaknya listrik juga ga kepake deh.. hehehe:P

    @ Mbak atma: Ternyata nggak manusia aja yang suka sok hebat yak :D

    @ Stupid Monkey : Kayaknya ni mesti dibaca juga ya ama PLN :D

    @ PS Holic : Iya :)
    @ Ryman & Agus Setya : Terimakasih :)

    @ I2 Harmony : Asah yang sudah ada,Right? :)

    @ Feby : Aseekkk..:D

    @ Thanjawa Arif : Setuju..*angguk-angguk* :)

    BalasHapus