Do..Re..Mi..Fa..Sol..La..Si..Do..
Pasti semua pada tau kan kalau
itu adalah urutan nada. Nyebutinnya pun pasti guampang buanget. Nah, gimana
kalau Redenominasi? *nyebutinnya aja
susah gitu apalagi ngartiinnya yak?? ’-_-
Awalnya nih karena nyusun rencana keuangan dalam
rangka holiday ke Negara tetangga ntar di bulan Februari. Hitung-hitungan pun dimulai..hmm..1
Ringgit nilainya Rp.2.859,,kalo dibuletin lebih kurang 3.000 rupiah. Wueleh..
aku jadi mikir,kok nilai mata uang kita kecil begini yak? Nah..inilah awalnya
kenapa aku nulis tentang Redenominasi ini.
Pengertiannya dari Redenominasi adalah menyederhanakan
denominasi (pecahan) mata uang menjadi pecahan lebih sedikit dengan cara
mengurangi digit (angka nol) tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut. Misalnya Rp. 1.000 di-redenominasi menjadi
Rp. 1.
Beberapa waktu yang lalu sempat
terdengar kabar kalau Negara kita bakal melakukan yang namanya Redenominasi
ini, hanya saja sepertinya tidak semua masyarakat menyetujui. Kenapa?
Kebanyakan alasannya sih karena takut terjadi kerugian seperti yang pernah
terjadi di masa presiden Soekarno.
Jadi ceritanya, Dulu.. negara kita mengalami
inflasi yang sangat parah, sehingga untuk mengatasi hal itu dilakukan
pemotongan mata uang. Tapi sebenarnya yang di lakukan pada zaman dulu itu bukan
Redenominasi tapi melainkan Senering.
Nah loh, apaan lagi tu?
Kalau Redenominasi pengurangan digit mata
uang tanpa mempengaruhi nilai, sedangkan Senering mempengaruhi
nilai. Jadi, kalau Rp.100.000,- di Redenominasi menjadi Rp.100 , nilai
Rp.100 yang telah diredenominasi itu sama seperti nilai sebelumnya yaitu
Rp.100.000
Contoh gampangnya gini :
Bila Rp.100.000 bisa digunakan
untuk membeli 1 pcs baju, Rp.100 yang merupakan redenominasi dari uang seratus
ribu tadi, juga bisa kita gunakan untuk membeli baju yang sama. Tapi, kalau
Senering uang kita yang Rp.100.000 dan telah diubah jadi Rp.100 ya cuma bisa
beli benang doang. Gitu..
Karena pada Senering pemotongan
digit tidak secara bersamaan dilakukan juga pada harga barang, sehingga daya
beli masyarakat jadi menurun.
Well, Tujuan dari Redenominasi
ini sebenarnya adalah untuk Menyederhanakan pecahan uang sehingga lebih efisien
dan nyaman dalam melakukan transaksi.
Yang selanjutnya bertujuan untuk
mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan Negara regional.
Menurutku sebenarnya tidak hanya
efisien dalam transaksi saja loh., tapi juga dalam pengolahan data misalnya
laporan keuangan. Kalo dipirkir-pikir, kan simple tuh, nulis laporan keuangan
atau ngitung duit tanpa nol yang buanyak buanget.
Redenominasi biasanya dilakukan
pada saat kondisi makro ekonomi stabil dan inflasi terkendali. Selain itu
pelaksanaannya juga harus dipersiapkan secara matang dan terukur sampai
masyarakat siap. Dengan kata lain, ada ‘masa transisi’ yang bertujuan agar
tidak terjadi gejolak di masyarakat.
Kalau aku pribadi sih mendukung,
dan berharap semoga program Redenominasi ini segera di realisasikan. Tapi,
mungkin untuk sebagian orang, kekhawatiran akan terjadinya kerugian pada saat
Redenominasi ini diberlakuan juga masih ada, dan itu wajar.
Yang perlu dilakukan pemerintah
agar kekhawatiran itu berkurang dan proses Redenominasi berjalan lancar adalah
dengan cara melakukan sosialisasi ke
seluruh daerah di nusantara, sampai ke pelosok.
mending gini saja sih kalo mennurutku...
BalasHapusjd kalo ditanya gaji kan keren....
gajinya berapa dek...??
5 juta Bu..... (sambil tersenyum dan melirik anak si Ibu)...
nah kalo redenominasi...
gajinya berapa dek..??
5 ribu Bu...
ckckckckckck...
:P
Aku mah setuju-setuju aja deh... (T^T
BalasHapushehehe zone lucu, tapi bener juga lho dengan redenominasi (sumpah ribet nyebutnya)jumlah nol nya kan jadi berkurang, jadi ada kemungkinan korupsi bisa diatasi, biasanyakan korupsi karena liat nol nya lho, hehehe lagi ;)
BalasHapuspalaku mumet bacanya mbak...:(
BalasHapus@zone: keren mah keren..begitu dituker ke mata uang negara lain langsung 'gubrakk' gitu :D tapi,keren sih emang :D
BalasHapus@K rin : Ngikutttt..:D
@Stupid monkey : Hmm..ternyata penyebab korupsi selama ini i 'nol' ayo..laporin si 'nol' ke KPK :D
@Nuel : Ndak usah dibaca nuel,,dieja aja #halahh :D
aku juga pusing,...pusing karna tak punya duit....xixiiii....
BalasHapusoh gitu pantesan bingung, setau gue redominasi tu ga pengaruh sama daya beli tapi kenapa jadul malah ga bisa beli apa-apa pas jaman Soekarno oh ternyata namanya senering. nice info. salam kenal yah :)
BalasHapusmasih rencana kok
BalasHapussoalnya kalau beneran diberlakukan juga repot banget mengubah keseluruhan tatanan ekonomi yg sudah ada
Informasinya sangat berguna banget; ilmiah tapi dijelaskan dgn bahasa yg mudah dipahami.
BalasHapusBackground blognya sama kayak punyaku.
wkwkwk ... 21inchs nyadar tuh ;)
BalasHapuswow .. postingannya informatif nih, jadi tahu ttg perbedaan senering sama redenominasi, thanks ya :)
BalasHapusMusti narik uang yang beredar dulu ya bu jadinya?, klo aku malah gak yakin kebijakan ini akan segera terlaksana bu'. soalnya pasti ada pertimbangan politisnya juga.. hehe
BalasHapus---------------
eko marwanto
saya memang gak ngerti ekonomi dan kebijakan ekonomi, tapi kalo sepintas belajar ala blogger ini, saya milih redominasi. saya mesti belajar leih banyak lagi tentang ini
BalasHapussecara ilmu ekonomi itu masuk akal dan sangat menguntungkan. sayangnya kalau sudah kadung dipolitisi itu yang merugikan masyarakat menengah ke bawah yang sering bermain-main dengan mata uang kecil di bawah ribuan.
BalasHapusini teori yang ideal sayangnya teori yang ideal ketika diimplementasikan seringkali melenceng. hauuu *minum kopi*
typo: politisi --> politisasi
BalasHapuskemarin-kemarin pernah dengan rencana pemerintah tentang redominasi, untuk penyederhanaan semata tapi yakin pelaksanaannya akan ribet paling tidak memerlukan waktu tuntas 1 tahunan atau bahkan bisa lebih, nice posting
BalasHapusSaya setuju! Coz, kalo ngitung2 gak bnyk angka "0"!
BalasHapusEh, mba, bkn.A senering itu motong uang yah? Misalnya uang 1000 di potong jadi 2 ya nilai.A 500, 500, bner gak sih?
@Djangkaru bumi : Ye..itu mah De El (baca:Derita Elu)
BalasHapus@Audrey : Terimakasih :) Salam kenal kembali :)
@Ninda : Iya sih repot emang,,cuma kadang Perubahan itu perlu agar kita bisa berkembang hehe
@21Inchs : Terimakasih :)Iya..hehe kompakan tanpa perjanjian ni #halahh:D
@mbak Eli : Makasih juga udah berkunjung ya mbak :)
BalasHapus@Eko Marwanto : Uang lama kita kembalikan ke bank dituker sama yang baru..mungkin gitu mas. kalau udh nyangkut politik sih ..udah lain cerita ntar..hehe
@Rusydi Hikmawan : Wah..Terimakasih mas,saya cuma menuliskan sedikit dari apa yang sudah saya baca dan dengar saja,klw ilmu ekonomi saya mah..cetek banget mas..:D
@Annesya :Iya mbak teorinya emang kadang lebih terlihat mudah dari realisasinya :)
@Thanjawa Arif : Lebih dari setahun mas,,masa transisi minimal 5tahunan itu mas..:)
@haris widodo : Dulu emg waktu jaman Bpk.Soekarno uang nya digunting mas,.itulah senering :)
ahahahaa... nominal rupiah terlalu banyak XD
BalasHapuskasian uh para sekretaris yg nulis di kwitansi atau nota, yg nominalnya 5juta ditulis 5000 biar tulisannya cukup di kolom :P
lagian biar ngga susah2 ngitungnya, tapi yaa mau gimana, rakyatnya haruh ngerti dan siap ttg redenominasi ini ;)