Label

Blink Blink (5) Tokoh (2)

Sabtu, 31 Desember 2011

Sebuah Renungan


Seandainya kita di beri sebuah pena dan sebuah buku tulis kosong, apa yang akan  kita tuliskan di dalam buku itu? Mengisinya dengan menulis puisi? Lagu? Cerita?. Ketika memutuskan untuk menulis cerita, apakah cerita yang akan kita tuliskan mengenai kesedihan?Drama melankolis yang penuh haru? Cerita penjuangan yang menimbulkan decak kagum?Atau cerita lucu yang membuat setiap orang tertawa ketika membacanya?
Bagaimana kita menulisnya? Apakah dengan tulisan yang indah dan rapi? Atau dengan sesuka hati? Apakah kita akan menulis sambil tersenyum, atau sambil mengeluh?
Atau, apakah kita akan menggambar sesuatu? Atau hanya mencoret tanpa arti? Atau bahkan kita tidak menggunakannya sama sekali dan menyimpan pena tersebut ke dalam laci. Tak ada yang melarang kita untuk tidak menggunakan pena tersebut.
Atau bahkan kita akan menulis sebuah mahakarya yang belum pernah ada sebelumnya?
Yang perlu kita lakukan hanyalah ciptakan sesuatu dari Pena itu. Gambar atau tulislah apapun itu. Karena kita tidak pernah tau sebanyak apa kita bisa menulis. Kita tak kan pernah tau bila tiba tiba saja tinta dalam pena itu habis sebelum kita menyelesaikan mahakarya kita. Kita tidak pernah tau berapa banyak tinta yang tersedia.  Tapi yang pasti, mulailah menulis.
Jika yang diberikan kepada kita bukan sebuah pena melaikan sebuah ‘kehidupan’? Pernahkah kita menyadari ‘pena’ yang telah diberikan Allah kepada kita? Bagaimana kita akan mengisi hidup kita? Tanpa kita tau berapa lama waktu yang kita punya untuk menjalaninya..

Senin, 26 Desember 2011

Redenominasi ??

Do..Re..Mi..Fa..Sol..La..Si..Do..
Pasti semua pada tau kan kalau itu adalah urutan nada. Nyebutinnya pun pasti guampang buanget. Nah, gimana kalau Redenominasi? *nyebutinnya aja susah gitu apalagi ngartiinnya yak?? ’-_-

Awalnya  nih karena nyusun rencana keuangan dalam rangka holiday ke Negara tetangga ntar di bulan Februari. Hitung-hitungan pun dimulai..hmm..1 Ringgit nilainya Rp.2.859,,kalo dibuletin lebih kurang 3.000 rupiah. Wueleh.. aku jadi mikir,kok nilai mata uang kita kecil begini yak? Nah..inilah awalnya kenapa aku nulis tentang Redenominasi ini.

Pengertiannya dari Redenominasi adalah menyederhanakan denominasi (pecahan) mata uang menjadi pecahan lebih sedikit dengan cara mengurangi digit (angka nol) tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut.  Misalnya Rp. 1.000 di-redenominasi menjadi Rp. 1.
Beberapa waktu yang lalu sempat terdengar kabar kalau Negara kita bakal melakukan yang namanya Redenominasi ini, hanya saja sepertinya tidak semua masyarakat menyetujui. Kenapa? Kebanyakan alasannya sih karena takut terjadi kerugian seperti yang pernah terjadi di masa presiden Soekarno.
 Jadi ceritanya, Dulu.. negara kita mengalami inflasi yang sangat parah, sehingga untuk mengatasi hal itu dilakukan pemotongan mata uang. Tapi sebenarnya yang di lakukan pada zaman dulu itu bukan Redenominasi tapi melainkan Senering.
Nah loh, apaan lagi tu?  
Senering berbeda sekali dengan Redenominasi.
Kalau Redenominasi pengurangan digit mata uang tanpa mempengaruhi nilai, sedangkan Senering mempengaruhi nilai. Jadi, kalau Rp.100.000,- di Redenominasi menjadi Rp.100 , nilai Rp.100 yang telah diredenominasi itu sama seperti nilai sebelumnya yaitu Rp.100.000







Contoh gampangnya gini :
Bila Rp.100.000 bisa digunakan untuk membeli 1 pcs baju, Rp.100 yang merupakan redenominasi dari uang seratus ribu tadi, juga bisa kita gunakan untuk membeli baju yang sama. Tapi, kalau Senering uang kita yang Rp.100.000 dan telah diubah jadi Rp.100 ya cuma bisa beli benang doang. Gitu..
Karena pada Senering pemotongan digit tidak secara bersamaan dilakukan juga pada harga barang, sehingga daya beli masyarakat jadi menurun. 

Well, Tujuan dari Redenominasi ini sebenarnya adalah untuk Menyederhanakan pecahan uang sehingga lebih efisien dan nyaman dalam melakukan transaksi.
Yang selanjutnya bertujuan untuk mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan Negara regional.
Menurutku sebenarnya tidak hanya efisien dalam transaksi saja loh., tapi juga dalam pengolahan data misalnya laporan keuangan. Kalo dipirkir-pikir, kan simple tuh, nulis laporan keuangan atau ngitung duit tanpa nol yang buanyak buanget.

Redenominasi biasanya dilakukan pada saat kondisi makro ekonomi stabil dan inflasi terkendali. Selain itu pelaksanaannya juga harus dipersiapkan secara matang dan terukur sampai masyarakat siap. Dengan kata lain, ada ‘masa transisi’ yang bertujuan agar tidak terjadi gejolak di masyarakat.

Kalau aku pribadi sih mendukung, dan berharap semoga program Redenominasi ini segera di realisasikan. Tapi, mungkin untuk sebagian orang, kekhawatiran akan terjadinya kerugian pada saat Redenominasi ini diberlakuan juga masih ada, dan itu wajar.
Yang perlu dilakukan pemerintah agar kekhawatiran itu berkurang dan proses Redenominasi berjalan lancar adalah dengan cara melakukan sosialisasi  ke seluruh daerah di nusantara, sampai ke pelosok.

Bagaimana  menurut sobat semua? Setujukah dengan rencana Redenominasi ini?

Semoga bermanfaat..See yaa…:)

Kamis, 22 Desember 2011

My Wonderful Women


“ Mama nggak tau, sanggup atau nggak ya menghadapi semua ini. Bisa atau nggak membesarkan kalian seorang diri.”
Mama menatap kami bertiga, sambil mengusap linangan air yang mengalir dari sudut matanya yang sembab karena selalu menangis sejak kepergian papa yang sudah berlalu 3 hari.
Itu sepenggal kejadian yang terjadi 11 tahun yang lalu, saat ayahku (kami biasa memanggil dengan sebutan papa) pergi untuk selamanya karena serangan jantung yang ia derita. Ia pergi tepat 3 hari setelah meninggalnya nenek (orang tua ayah). Ayahku memang sosok anak yang begitu menyayangi orang tua, khususnya ibu. Mungkin kepergiannya pun karena ia begitu shock atas meninggalnya nenek.

Saat itu aku yang merupakan anak pertama masih duduk di kelas 3 SMP, 2 orang adikku masih duduk di kelas 6 SD dan kelas 2 SD. Dengan berbekal sebuah kedai kelontong (kedai/warung yang menjual bahan makanan sehari hari termasuk sembako) mama berjuang membesarkan dan menyekolahkan kami. Kekhawatiran mama akan bisa atau tidaknya membesarkan kami seorang diri tidak membuatnya putus asa, aku sendiri berusaha membantu meringankan beban ekonomi dengan belajar keras agar bisa sekolah di SMA Negeri, Walaupun sejak TK sampai SMP, aku dan adik-adik ku belajar di perguruan swasta yang notabene berbiaya cukup lumayan. Yup. Lumayan mahal maksudnya. Perlahan kehidupan kami membaik. aku merelakan diri untuk langsung mencari pekerjaan begitu lulus SMA, walaupun sebenarnya pengennn banget kuliah. Itu semua aku lakuin dengan harapan agar aku  bisa membantu mama menambah pendapatan. Dan Alhamdulillah sebelum ijazah ku keluar, bahkan sebelum ada pengumuman kelulusan, aku sudah diterima bekerja di sebuah perusahaan distribusi kendaraan bermotor. Masih teringat jelas saat pertama kali aku menyerahkan gaji pertamaku kepada mama, ia tersenyum bahagia sambil menitikkan air mata haru.
Ternyata waktu begitu cepat berlalu, saat ini kedua adikku bekerja sambil kuliah. Adikku yang pertama sudah akan menyelesaikan skripsi S1 nya. Adikku yang kedua baru mulai memasuki bangku kuliah. Keduanya kuliah sambil bekerja. Aku sangat bangga dengan mereka berdua. Terlebih kepada mama, semua itu bisa terjadi karena kerja keras mama. Sampai saat ini, ia masih terus merawat kami seorang diri. Pengorbanannya tak akan pernah bisa dilukiskan kata-kata. Perjuangannya tak kan pernah dapat terbayar dengan apapun.

Photobucket
Well, tulisan ku kali ini bukan bermaksud untuk curcol, hanya untuk berbagi cerita tentang seseorang yang luar biasa di hati ku. Dan aku yakin setiap orang dikaruniai seseorang ini sejak pertama kali membuka mata. Tak ada seorangpun yang rela mati untuk kita. Tapi ibu lah satu-satunya yang bersedia mati untuk melahirkan kita kedunia. Jangan pernah melupakan jasanya. Berbuat baik dan selalu bahagiakan lah ia.
Kalau ada sebutan mantan istri, mantan suami, mantan kekasih, tapi tidak ada yang namanya mantan ibu. Itulah kenapa selalu nama ibu kandung yang ditanyakan saat akan membuka rekening di bank atau akun penting lain. Cobalah sesekali, ketika ibu kita terlelap, pandangi wajahnya. Perhatikan betapa guratan usia sudah tampak di kening dan sudut matanya. Bayangkan jika esok kita tak kan bisa melihat senyumnya lagi. Apa yang sudah kita lakukan untuknya? Ia mungkin tak akan meminta apapun, selain perhatian kita padanya. Jangan sampai mengacuhkannya, sesibuk apapun kita. Karena seorang ibu adalah berkah luar biasa yang diberikan sang Khalik kepada kita. Cium tangannya, kecup pipi dan keningnya seraya bisikkan
“ I Love u Mom. Aku sayang Mama “

I learn from a wonderful woman, she is named Mom.

I learn about love from you, watching your caring ways.
I learn about joy from you in fun-filled yesterdays.
From you I learn forgiving of faults both big and small.
I learn what I know about living from you, as you give life your all.
The example you set is still with me.
I’d never want any other. I’m thankful for all that you though me, and I blessed to call you ‘Mother’
I Love you Mom.
You are a heaven sent blessing to me.

Happy Mother’s Day!
(Dari kiri : Adik ke 2, My Mom, Me, Adik paling kecil hehe :)