Gbr.dr Google |
“ Awalnya Ibu Dina (bukan nama sebenarnya)
terlihat baik-baik saja, namun setelah ia melahirkan. Ada sedikit keanehan di
tubuhnya, tepatnya di daerah perut. Perutnya terlihat seperti masih seperti orang hamil. Walau begitu
setiap hari ia pergi belanja ke pasar dengan wajah cerah dan terlihat sehat.
Para tetangga yang keheranan pun menanyakan kepada Bu Dina, Apakah ia hamil
lagi? Ia menjawab dengan yakin bahwa ia tidak sedang dalam keadaan hamil.
Setiap hari ada saja yang menanyakan hal itu. Sampai akhirnya ia memberanikan
diri bertanya pada salah seorang tetangganya “Apakah perut saya ini terlalu
besar ya??” Si Tetangga pun mengangguk, sambil menyarankan untuk memeriksakan
perutnya. Ibu Dina pun menuruti saran itu, dan hasilnya ternyata ada sejenis
Tumor di dalam perutnya. Begitu mendengar hal itu, Bu Dina menjalani
serangkaian pengobatan, ia pun jadi jarang keluar rumah, tubuhnya semakin
kurus, sampai akhirnya ia meninggal dunia. Padahal sebelum ia tau ada kelainan
di perutnya, ia malah terlihat sehat dan ceria.” Bu Yatimah mengakhiri
ceritanya.
“Mungkin stelah ia mengetahui
penyakitnya, mentalnya jadi down Bu. Jadi kehilangan semangat.” Jawabku.
“ Padahal tidak sedikit yang bisa
survive dan sembuh dari penyakit seperti itu, dengan tidak hanya mengkonsumsi
obat, tapi dengan Doa, semangat dan dukungan dari orang-orang terdekat.”
Sambung bu Yatimah.
***
Tante Nana mengidap kanker. Entah kanker apa.
Yang sempat saya dengar dari ibunya, kondisinya begitu parah, kankernya sudah
menyebar ke mana-mana, sehingga saat hendak dioperasi pun, dokter tidak berani
melakukan apa-apa. Walaupun tubuh Tante Nana sudah dibedah, melihat sel-sel
kanker telah menyebar begitu luas sehingga organ-organ tubuhnya saling lengket
seolah menggumpal jadi satu, dokter pun hanya menjahit kembali sayatan yang
dibuatnya di perut tanpa melakukan tindakan apa-apa. Dokter menyatakan tidak
mampu berbuat apa-apa lagi, dan menyuruh Tante Nana pulang. “Banyak berdoa
saja, ya,” pesannya.
Mendapati kenyataan dokter “angkat tangan”
dan pengobatan sinshe tidak membuahkan hasil, yang bisa dilakukan Tante Nana
memang hanya berdoa. Kadang merenung pedih menyaksikan ketiga anaknya yang
masih kecil-kecil. Si sulung masih SD, sedang si bungsu belum sekolah. Tapi ia
segera menyadari, bahwa kepedihannya tidak akan mengubah keadaan.Setiap hari Tante Nana berdoa dan berdoa. Ia memohon kesembuhan pada Tuhan, Sang Penyembuh Sejati. Tetapi jika Tuhan tidak menghendaki kesembuhannya, ia pasrah. Ia siap dipanggil kapan saja. Ia hanya ingin bisa menghadap Tuhan dalam keadaan “bersih”, suci.
Maka Tante Nana pun “bersiap-siap”. Sejak saat itu ia rajin minta maaf kepada semua orang dan memaafkan orang lain.
“Minta maaf itu gampang,” katanya. “Kita tinggal menemui atau menelpon orang itu, dan bilang minta maaf. Tetapi mengampuni orang lain? Menghilangkan dendam? Menghilangkan sakit hati? Tidak semudah itu….”
Tetapi karena ingin menghadap Tuhan dalam keadaan suci, tanpa ada duri di dalam hati, Tante Nana tidak menyerah. Di waktu senggangnya, ia rajin mencatat nama-nama orang yang pernah membuatnya marah, sedih, atau sakit hati, sejak ia kecil hingga berada di ambang maut itu.
“Tuhan, aku hanyalah manusia biasa. Tidak mungkin aku mampu memaafkan dan mengampuni mereka semua,” doanya lirih. “Tetapi Engkau Maha Pengampun. Ampunan-Mu Maha Luas. Maka, sebelum aku menghadap-Mu, mampukanlah aku untuk mengampuni mereka semuanya, mampukanlah aku Tuhan…”
Hari demi hari yang dilakukan Tante Nana adalah mendoakan semua orang yang ada dalam catatannya, satu demi satu, seikhlas-ikhlasnya. Ia mendoakan supaya orang yang menyakiti hatinya itu diampuni oleh Tuhan, diberkati hidupnya, selalu sehat, bahagia, sejahtera, penuh keberuntungan, dan berbagai doa baik lainnya. Ia yakin, segala doa baik itu, berkatnya akan kembali juga kepada dirinya.
Minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun berlalu. Tak pernah lagi Tante Nana periksa ke dokter. “Untuk apa? Toh dokter sudah angkat tangan….” Selain pasrah dan rajin berdoa, sebagai upaya mempertahankan kondisinya sehari-hari, ia rutin mengkonsumsi dua jenis suplemen. Tidak ada jamu atau obat-obatan lain. Ternyata kondisinya berangsur membaik. Tubuhnya semakin kuat dan bugar.
“Aku juga nggak tahu kapan
sembuhnya. Tahu-tahu setelah beberapa tahun lewat, aku coba cek ke dokter,
ternyata kankerku sudah hilang sama sekali. Tapi bukan suplemen itu yang bikin
aku sembuh. Bukan. Suplemen, kemo, dan segala macam itu hanya sarana. Kalau aku
bilang, mukjizat Tuhanlah yang menyembuhkan aku.”
***
Nama saya Berthie, laki-laki, umur 48 th,
status kawin dengan 2 anak. Bulan Desember 2005 saya divonis kena kanker paru
akibat Rokok (saya merokok sehari 60 batang), Tgl 27 Desember 2005 saya menjalani operasi pengangkatan paru sebelah kanan atas dan hasil PA stadium 3B. Dua bulan setelah operasi paru, saya merasakan sakit di bagian perut dan setelah diperiksa ternyata ada lagi kanker di usus besar (juga disebabkan karena Rokok). Tanggal 3 Maret 2006 saya menjalani operasi pemotongan 2/3 dari usus besar. Namun Alhamdulillah akhirnya bisa disambung kembali.
Setelah itu saya menjalani pengobatan kemoterapi dan baru selesai pada akhir Desember 2006, selama pasca operasi dan dalam pengobatan kemoterapi saya mengalami stres berat, di mana berat badan saya habis sampai-2 seperti tengkorak hidup. Tapi saya bersyukur berada dalam lingkungan yang memberi semangat hidup yang tinggi terutama istri dan kedua anak saya.
Alhamdulillah sekarang saya sudah
kembali seperti sebelum sakit dan sudah bisa kembali berolahraga. Kunci dari
semua itu hanyalah saya pasrah akan keadaan saya waktu itu dan yang penting
juga kita harus mempunyai semangat hidup yang besar. Jangan lari atau
menghindar dari penyakit itu apabila kita telah divonis oleh dokter, Hadapi
kenyataan dan periksalah ke dokter.
***
Terlepas bahwa usia seseorang
sudah ditentukan oleh Allah SWT, Satu hal yang mungkin kurang dimiliki oleh ibu
Dina dibandingkan dengan Tante Nana dan Bpk. Berthie adalah Semangat. Memang,
dengan semangat saja penyakit tidak langsung bisa disembuhkan, namun bila tidak dibarengi
dengan semangat untuk sembuh, maka obat hanya akan menyembuhkan tubuh sementara
saja, dan penyakit bisa kembali lagi kapan saja.
Bahkan yang paling sering terjadi, tanpa semangat penyakit malah akan makin
sulit disembuhkan.
Semangat itu seperti vaksin yang menambah kekebalan tubuh terhadap berbagai
penyakit. Menjadi bersemangat menjalani hidup setidaknya akan menjauhkan diri
dari berbagai penyakit dan menciptakan hidup lebih sehat. Namun janganlah segan
atau malu menerima keadaan ”sakit” dan meminta bantuan orang lain dalam proses
pemulihan. Menjadi sakit mungkin bukan pilihan, tetapi menjaga kesehatan adalah
tindakan bijaksana.
Semoga bermanfaat
dan Tetap Semangat !! \(^_^)/
Waaah nice nice nice
BalasHapusSukaaaa \(^_^)/
Terimakasih Uswahh :))
HapusSemangat
HapusYup..Ciayooo!
HapusmasyaAllah~ harus lebih banyak bersyukur nih :)
BalasHapussemangka!
semangat karena Allah!
Setuju May :)
HapusSemangkaaaaa:)
hadir kembali putri.., sekedar lapor bahwa linknya putri dah aq pasang diberanda.. :D
BalasHapusTerima kasih :)
HapusNtar aku coba yaa:)
Nice share Kaka. Jadi kita harus semangat ya. Makasih
BalasHapusYup..Semangat Terusss \(^,^)/
Hapusmungkin dengan berobat, akan susah sekali sembuhnya. Tapi dengan kekuatan do'a, hal yang kelihatannya mustahil sekalipun akan bisa di sembuhkan. Hanya kuasa Allah lah kita berharap.
BalasHapusInsyaAllah Mas :) Berdoa dan berusaha :)
Hapussemangat adalah kunci kesuksesan....
BalasHapussemanagat sobat
salam kenal
Salam kenal kembali :) Tetap semangat:))
HapusNice share sobat,,,,,,,,,,,,
BalasHapusLike this,,,,,,
Happy blogging sobat
Terimakasih:))
Hapusganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte ganbatte
BalasHapus^_____^
Ciayou!! Fighting!! :))
HapusBetul dengan semangat, kita bisa apa saja, contohnya, mendaki gunung, hehe :D
BalasHapusYupp..mendaki gunung sampe berhari-hari emang perlu semangat yang luar biasa :D
Hapustambah satu lagi. . . positif thinking. . .
BalasHapusYupp..makasih tambahannya sob..:)
HapusSyukur adalah doa yg paling manjur..
BalasHapusSetuju mass:))
Hapuskembali berkunjung di blog mba yang unyu-unyu,,,,,,
BalasHapusbelum ada post terbaru nih mba,,,,??????