Beberapa pekan terakhir ini kita
melihat banyak sekali media memberitakan mengenai tokoh wakil rakyat yang
diduga terlibat dalam kasus yang berhubungan dengan uang. Saya jadi berfikir,
masih adakah diantara para wakil rakyat kita yang bisa dijadikan tauladan dan
bisa dipercaya?
Saya tergerak untuk mengulas
mengenai salah satu tokoh ini ketika saya melihatnya tampil dalam acara talk
show di salah satu stasiun Televisi Swasta.
Sang pembawa acara bertanya pada
‘tokoh ini’ mengenai pendapatnya tentang penolakan Ormas oleh masyarakat di
salah satu pulau di Indonesia. ‘Tokoh ini’ menjawab tanpa terbata dan salah
satu kalimatnya yang paling saya ingat adalah “ kita tidak boleh membenarkan
suatu tindakan seperti penolakan misalnya, hanya karena penolakan itu merupakan
aspirasi sekelompok masyarakat. Jangan sampai nantinya ada Ormas yang memang
benar jadi ikut ditolak juga hanya karena aspiras.” Menurut saya, jawabannya
itu bijaksana sekali. Satu hal lagi yang mengejutkan bagi saya adalah ketika
acara sudah akan selesai, si pembawa acara dengan heran menanyakan tentang
salah satu buku yang ia bawa selain agendanya. Tokoh ini mengatakan bahwa
memang ‘buku ini’ selalu ia bawa.
Sahabat tau, buku apa yang ia bawa? Buku
lusuh yang ia bawa bersama agendanya itu adalah buku kecil UUD 45. Saya sampai
speechless. Di zaman sekarang ini masih ada yang kesana kemari membawa UUD 45.
Seorang pelajar saja mungkin sudah jarang yang membawa buku itu ke sekolah.
Setelah menyaksikan Talkshow singkat itu, timbul rasa kagum dan penasaran akan
sosok beliau. Itulah mengapa saya menuliskan profil beliau pada postingan kali
ini.
gbr.dr google |
Dilahirkan di Alahan Panjang pada 9
November 1957, suami Hj. Vita Nova, SH ini merupakan
lulusan FH Univ.Andalas Padang (1982). Beliau memulai karirnya sebagai seorang
staff biasa di Kantor Ditsospol Pemprov Sumatera Barat. Dalam usia 36 tahun beliau dipercaya sebagai Kepala Biro Humas Pemprov
Sumbar. Baru satu setengah tahun
sebagai kepala Biro Humas,
pada 2 Agustus 1995 Gamawan Fauzi terpilih menjadi Bupati Solok.
Komitmen dan konsistensinya dalam menegakkan aturan dan
antikorupsi membuatnya
bisa mulus melewati euforia reformasi sehingga pada 20 Agustus 2000 secara demokratis
terpilih kembali memangku jabatan Bupati Solok periode kedua.
"Jujur saya katakan, tak ada satu sen pun saya keluar uang untuk meraih jabatan kedua kali sebagai Bupati Solok. Silakan tanya anggota DPRD yang memilih saya. Sejak awal masa jabatan sampai era reformasi sekarang, alhamdulillah tak sekalipun saya didatangi para pengunjuk rasa, demonstran, atau orang-orang yang memprotes kebijakan saya," kata Gamawan sembilan tahun lalu.
Pada Pilkada langsung tahun 2005 lalu ia berpasangan dengan rektor Unand Marlis Rahman. Gamawan-Marlis diusung oleh PDIP dan PBB. Pesta demokrasi terbuka itu ia menangkan. Maka jadilah Gamawan sebagai Gubernur yang memimpin Sumbar periode 2005-2010.
"Jujur saya katakan, tak ada satu sen pun saya keluar uang untuk meraih jabatan kedua kali sebagai Bupati Solok. Silakan tanya anggota DPRD yang memilih saya. Sejak awal masa jabatan sampai era reformasi sekarang, alhamdulillah tak sekalipun saya didatangi para pengunjuk rasa, demonstran, atau orang-orang yang memprotes kebijakan saya," kata Gamawan sembilan tahun lalu.
Pada Pilkada langsung tahun 2005 lalu ia berpasangan dengan rektor Unand Marlis Rahman. Gamawan-Marlis diusung oleh PDIP dan PBB. Pesta demokrasi terbuka itu ia menangkan. Maka jadilah Gamawan sebagai Gubernur yang memimpin Sumbar periode 2005-2010.
Dengan Motto “Kami Bertekad
Menjadi Kabupaten Terbaik Dari Yang Baik”, Gamawan dan aparatnya terus
membangun system pemerintahan yang transparan, agar
menutup peluang bagi aparatnya untuk
melakukan tindakan korupsi. Salah satu bentuk transparansi yang dibangunnya adalah memberlakukan pelayanan satu
pintu bagi pelayanan publik yang mengantarkan Kabupaten Solok meraih
penghargaan pelayanan publik terbaik Nasional untuk kedua kalinya.
Akhirnya ia dipercaya oleh Bpk. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) menggantikan Mardiyanto.
Bpk. Gamawan menjadi
akhir
dari era
kejayaan militer di tubuh Departemen Dalam Negeri (Depdagri)
karena beliau adalah
sipil pertama yang menjadi menteri di departeman itu.
Bapak dari dua
putri dan seorang putra ini dikenal sebagai pribadi yang
sederhana dan merakyat. Tidak pernah terlibat korupsi maupun dugaan korupsi.
Beliau tidak pandang bulu dalam mengambil tindakan bagi
aparatnya yang indisipliner, bahkan terhadap sahabatnya sendiri.
Dalam upaya memberantas korupsi di
lingkungannya, Gamawan telah melakukan tindakan penurunan pangkat terhadap 23
orang stafnya, menunda kenaikan pangkat 9 orang, penundaan kenaikan gaji
berkala 9 orang memberhentikan dengan hormat 2 orang, memberhentikan dengan
tidak hormat 8 orang dan melakukan pembebasan jabatan kepada 10 orang.
Bpk. Gamawan menerima Bung Hatta Anti Corruption Award, saat
menjabat Bupati Solok. Hal
itu karena beliau
seorang pejabat yang konsisten menegakkan
aturan dan tidak korupsi. Namun, dia
sendiri merasa penghargaan itu sangat berat dan mungkin saja belum pantas.
Tak banyak gubernur, apalagi walikota dan bupati, di negeri ini yang sukses mencatat prestasi emas ketika memimpin daerahnya.
Realita yang ada, justru banyak di antara mereka yg tidak dipercaya warganya sendiri lantaran kurang transparan dalam mengelola keuangan daerah.
Bahkan tak sedikit di antaranya harus masuk penjara karena korupsi dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), atau terlibat KKN dalam pengerjaan proyek-proyek di wilayahnya.
Tak banyak gubernur, apalagi walikota dan bupati, di negeri ini yang sukses mencatat prestasi emas ketika memimpin daerahnya.
Realita yang ada, justru banyak di antara mereka yg tidak dipercaya warganya sendiri lantaran kurang transparan dalam mengelola keuangan daerah.
Bahkan tak sedikit di antaranya harus masuk penjara karena korupsi dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), atau terlibat KKN dalam pengerjaan proyek-proyek di wilayahnya.
"Jabatan itu kan amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Jangan membelokkan amanah.Masyarakat sekarang sudah kritis, sehingga kita sebagai
pejabat yang
berkewajiban memberi pelayanan sebaik mungkin untuk
rakyat, ya harus melaksanakan amanah itu," ujar Gamawan.
Itulah sekilah mengenai Bpk. Gamawan Fauzi, Semoga saja beliau akan tetap memegang teguh
prinsipnya, dan dapat menjadi contoh untuk wakil rakyat yang lain tentunya.
Untuk para sahabat, semoga informasi ini membuat kita lebih optimis terhadap
aparat pemerintahan bangsa ini.
See Yaaa.. ^_^