Label

Blink Blink (5) Tokoh (2)

Sabtu, 31 Desember 2011

Sebuah Renungan


Seandainya kita di beri sebuah pena dan sebuah buku tulis kosong, apa yang akan  kita tuliskan di dalam buku itu? Mengisinya dengan menulis puisi? Lagu? Cerita?. Ketika memutuskan untuk menulis cerita, apakah cerita yang akan kita tuliskan mengenai kesedihan?Drama melankolis yang penuh haru? Cerita penjuangan yang menimbulkan decak kagum?Atau cerita lucu yang membuat setiap orang tertawa ketika membacanya?
Bagaimana kita menulisnya? Apakah dengan tulisan yang indah dan rapi? Atau dengan sesuka hati? Apakah kita akan menulis sambil tersenyum, atau sambil mengeluh?
Atau, apakah kita akan menggambar sesuatu? Atau hanya mencoret tanpa arti? Atau bahkan kita tidak menggunakannya sama sekali dan menyimpan pena tersebut ke dalam laci. Tak ada yang melarang kita untuk tidak menggunakan pena tersebut.
Atau bahkan kita akan menulis sebuah mahakarya yang belum pernah ada sebelumnya?
Yang perlu kita lakukan hanyalah ciptakan sesuatu dari Pena itu. Gambar atau tulislah apapun itu. Karena kita tidak pernah tau sebanyak apa kita bisa menulis. Kita tak kan pernah tau bila tiba tiba saja tinta dalam pena itu habis sebelum kita menyelesaikan mahakarya kita. Kita tidak pernah tau berapa banyak tinta yang tersedia.  Tapi yang pasti, mulailah menulis.
Jika yang diberikan kepada kita bukan sebuah pena melaikan sebuah ‘kehidupan’? Pernahkah kita menyadari ‘pena’ yang telah diberikan Allah kepada kita? Bagaimana kita akan mengisi hidup kita? Tanpa kita tau berapa lama waktu yang kita punya untuk menjalaninya..

Senin, 26 Desember 2011

Redenominasi ??

Do..Re..Mi..Fa..Sol..La..Si..Do..
Pasti semua pada tau kan kalau itu adalah urutan nada. Nyebutinnya pun pasti guampang buanget. Nah, gimana kalau Redenominasi? *nyebutinnya aja susah gitu apalagi ngartiinnya yak?? ’-_-

Awalnya  nih karena nyusun rencana keuangan dalam rangka holiday ke Negara tetangga ntar di bulan Februari. Hitung-hitungan pun dimulai..hmm..1 Ringgit nilainya Rp.2.859,,kalo dibuletin lebih kurang 3.000 rupiah. Wueleh.. aku jadi mikir,kok nilai mata uang kita kecil begini yak? Nah..inilah awalnya kenapa aku nulis tentang Redenominasi ini.

Pengertiannya dari Redenominasi adalah menyederhanakan denominasi (pecahan) mata uang menjadi pecahan lebih sedikit dengan cara mengurangi digit (angka nol) tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut.  Misalnya Rp. 1.000 di-redenominasi menjadi Rp. 1.
Beberapa waktu yang lalu sempat terdengar kabar kalau Negara kita bakal melakukan yang namanya Redenominasi ini, hanya saja sepertinya tidak semua masyarakat menyetujui. Kenapa? Kebanyakan alasannya sih karena takut terjadi kerugian seperti yang pernah terjadi di masa presiden Soekarno.
 Jadi ceritanya, Dulu.. negara kita mengalami inflasi yang sangat parah, sehingga untuk mengatasi hal itu dilakukan pemotongan mata uang. Tapi sebenarnya yang di lakukan pada zaman dulu itu bukan Redenominasi tapi melainkan Senering.
Nah loh, apaan lagi tu?  
Senering berbeda sekali dengan Redenominasi.
Kalau Redenominasi pengurangan digit mata uang tanpa mempengaruhi nilai, sedangkan Senering mempengaruhi nilai. Jadi, kalau Rp.100.000,- di Redenominasi menjadi Rp.100 , nilai Rp.100 yang telah diredenominasi itu sama seperti nilai sebelumnya yaitu Rp.100.000







Contoh gampangnya gini :
Bila Rp.100.000 bisa digunakan untuk membeli 1 pcs baju, Rp.100 yang merupakan redenominasi dari uang seratus ribu tadi, juga bisa kita gunakan untuk membeli baju yang sama. Tapi, kalau Senering uang kita yang Rp.100.000 dan telah diubah jadi Rp.100 ya cuma bisa beli benang doang. Gitu..
Karena pada Senering pemotongan digit tidak secara bersamaan dilakukan juga pada harga barang, sehingga daya beli masyarakat jadi menurun. 

Well, Tujuan dari Redenominasi ini sebenarnya adalah untuk Menyederhanakan pecahan uang sehingga lebih efisien dan nyaman dalam melakukan transaksi.
Yang selanjutnya bertujuan untuk mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan Negara regional.
Menurutku sebenarnya tidak hanya efisien dalam transaksi saja loh., tapi juga dalam pengolahan data misalnya laporan keuangan. Kalo dipirkir-pikir, kan simple tuh, nulis laporan keuangan atau ngitung duit tanpa nol yang buanyak buanget.

Redenominasi biasanya dilakukan pada saat kondisi makro ekonomi stabil dan inflasi terkendali. Selain itu pelaksanaannya juga harus dipersiapkan secara matang dan terukur sampai masyarakat siap. Dengan kata lain, ada ‘masa transisi’ yang bertujuan agar tidak terjadi gejolak di masyarakat.

Kalau aku pribadi sih mendukung, dan berharap semoga program Redenominasi ini segera di realisasikan. Tapi, mungkin untuk sebagian orang, kekhawatiran akan terjadinya kerugian pada saat Redenominasi ini diberlakuan juga masih ada, dan itu wajar.
Yang perlu dilakukan pemerintah agar kekhawatiran itu berkurang dan proses Redenominasi berjalan lancar adalah dengan cara melakukan sosialisasi  ke seluruh daerah di nusantara, sampai ke pelosok.

Bagaimana  menurut sobat semua? Setujukah dengan rencana Redenominasi ini?

Semoga bermanfaat..See yaa…:)

Kamis, 22 Desember 2011

My Wonderful Women


“ Mama nggak tau, sanggup atau nggak ya menghadapi semua ini. Bisa atau nggak membesarkan kalian seorang diri.”
Mama menatap kami bertiga, sambil mengusap linangan air yang mengalir dari sudut matanya yang sembab karena selalu menangis sejak kepergian papa yang sudah berlalu 3 hari.
Itu sepenggal kejadian yang terjadi 11 tahun yang lalu, saat ayahku (kami biasa memanggil dengan sebutan papa) pergi untuk selamanya karena serangan jantung yang ia derita. Ia pergi tepat 3 hari setelah meninggalnya nenek (orang tua ayah). Ayahku memang sosok anak yang begitu menyayangi orang tua, khususnya ibu. Mungkin kepergiannya pun karena ia begitu shock atas meninggalnya nenek.

Saat itu aku yang merupakan anak pertama masih duduk di kelas 3 SMP, 2 orang adikku masih duduk di kelas 6 SD dan kelas 2 SD. Dengan berbekal sebuah kedai kelontong (kedai/warung yang menjual bahan makanan sehari hari termasuk sembako) mama berjuang membesarkan dan menyekolahkan kami. Kekhawatiran mama akan bisa atau tidaknya membesarkan kami seorang diri tidak membuatnya putus asa, aku sendiri berusaha membantu meringankan beban ekonomi dengan belajar keras agar bisa sekolah di SMA Negeri, Walaupun sejak TK sampai SMP, aku dan adik-adik ku belajar di perguruan swasta yang notabene berbiaya cukup lumayan. Yup. Lumayan mahal maksudnya. Perlahan kehidupan kami membaik. aku merelakan diri untuk langsung mencari pekerjaan begitu lulus SMA, walaupun sebenarnya pengennn banget kuliah. Itu semua aku lakuin dengan harapan agar aku  bisa membantu mama menambah pendapatan. Dan Alhamdulillah sebelum ijazah ku keluar, bahkan sebelum ada pengumuman kelulusan, aku sudah diterima bekerja di sebuah perusahaan distribusi kendaraan bermotor. Masih teringat jelas saat pertama kali aku menyerahkan gaji pertamaku kepada mama, ia tersenyum bahagia sambil menitikkan air mata haru.
Ternyata waktu begitu cepat berlalu, saat ini kedua adikku bekerja sambil kuliah. Adikku yang pertama sudah akan menyelesaikan skripsi S1 nya. Adikku yang kedua baru mulai memasuki bangku kuliah. Keduanya kuliah sambil bekerja. Aku sangat bangga dengan mereka berdua. Terlebih kepada mama, semua itu bisa terjadi karena kerja keras mama. Sampai saat ini, ia masih terus merawat kami seorang diri. Pengorbanannya tak akan pernah bisa dilukiskan kata-kata. Perjuangannya tak kan pernah dapat terbayar dengan apapun.

Photobucket
Well, tulisan ku kali ini bukan bermaksud untuk curcol, hanya untuk berbagi cerita tentang seseorang yang luar biasa di hati ku. Dan aku yakin setiap orang dikaruniai seseorang ini sejak pertama kali membuka mata. Tak ada seorangpun yang rela mati untuk kita. Tapi ibu lah satu-satunya yang bersedia mati untuk melahirkan kita kedunia. Jangan pernah melupakan jasanya. Berbuat baik dan selalu bahagiakan lah ia.
Kalau ada sebutan mantan istri, mantan suami, mantan kekasih, tapi tidak ada yang namanya mantan ibu. Itulah kenapa selalu nama ibu kandung yang ditanyakan saat akan membuka rekening di bank atau akun penting lain. Cobalah sesekali, ketika ibu kita terlelap, pandangi wajahnya. Perhatikan betapa guratan usia sudah tampak di kening dan sudut matanya. Bayangkan jika esok kita tak kan bisa melihat senyumnya lagi. Apa yang sudah kita lakukan untuknya? Ia mungkin tak akan meminta apapun, selain perhatian kita padanya. Jangan sampai mengacuhkannya, sesibuk apapun kita. Karena seorang ibu adalah berkah luar biasa yang diberikan sang Khalik kepada kita. Cium tangannya, kecup pipi dan keningnya seraya bisikkan
“ I Love u Mom. Aku sayang Mama “

I learn from a wonderful woman, she is named Mom.

I learn about love from you, watching your caring ways.
I learn about joy from you in fun-filled yesterdays.
From you I learn forgiving of faults both big and small.
I learn what I know about living from you, as you give life your all.
The example you set is still with me.
I’d never want any other. I’m thankful for all that you though me, and I blessed to call you ‘Mother’
I Love you Mom.
You are a heaven sent blessing to me.

Happy Mother’s Day!
(Dari kiri : Adik ke 2, My Mom, Me, Adik paling kecil hehe :)

Selasa, 20 Desember 2011

let's SmiLe


“Tersenyum ketika bertemu saudaramu itu adalah ibadah. Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah”  Itu adalah sebaris perintah Allah melalui nabi utusan-Nya
  • Senyum itu ibadah. Bayangin, Cuma narikin dikit ujung kanan dan ujung kiri bibir kita, itu sudah merupakan ibadah bahkan sedekah. Tapi, biar gitu juga, kok masih ada aja aku nemuin orang yang wajahnya lengus (baca:cemberut) yak?.
”Gimana mau senyum, lagi banyak masalah ni mbak” 
“Lagi sedih begini kok disuruh senyum..”.
Mungkin begitulah jawaban sebagian orang ketika kita menanyakan kenapa dia berwajah masam dan jarang tersenyum.
Hm.. Saran saya sih, Tersenyum lah..maka kesedihan akan pergi dan masalah yang kita hadapi akan segera mendapat kan solusi. Kok gitu?

Orang yang jarang tersenyum, masalahnya akan semakin menggunung. Itu karena, sebuah masalah ketika dihadapi dengan cemberut akan semakin sulit menemukan jalan keluarnya. Secara psikis senyum itu mempengaruhi kita sehingga menjadi lebih jernih dalam berfikir. Kalau kita cemberut, pikiran kalut, masalah makin akut, dan satu persatu orang-orang disekitar kita jadi takut (menghindar).

Pernah suatu kali seorang teman kerja adikku ditegur secara blak-blakan oleh salah seorang konsumen karena raut wajahnya yang tanpa senyum sehingga terkesan tidak ramah sama sekali. Padahal posisi kerja di bagian pelayanan konsumen itu sangat mengutamakan keramahan. Apa yang terjadi? Ibu itu mengatakan seperti ini kepada adik ku yang sedang melayani konsumen lain: “Dik, Lain kali saya tidak mau di layani sama temen kamu ini, saya bayarnya sama kamu saja. Wajahnya itu loh. Saya nggak suka ngeliatnya. Seolah-olah saya pernah punya salah saja sama dia. Senyum dikit aja apa sih susahnya? Apa memang dia ini nggak bisa senyum kayak kamu?” Ibu itu pun kemudian berlalu begitu saja. 
Temen adikku itu hanya tertunduk, wajahnya memerah. Awalnya adikku berfikir kalau temennya ini wajahnya memerah karena malu, tapi ternyata tidak. Ia marah-marah. Ia kesal karena telah di tegur seperti itu. 

“ Dasar, ibu-ibu apaan tuh.. gak sopan banget jadi orang. Terserah aku dong mau cemberut kek, senyum kek atau monyong sekalipun kan bukan urusan dia. Lagian siapa yang cemberut? aku biasa aja kok, dianya sewot. Dasar rese.”Adikku pun bengong.

That’s it. Mungkin kalau di dunia kerja, apalagi yang berhubungan langsung dengan konsumen, senyum itu mutlak perlu. Tapi, nggak ada salahnya juga kan kalau kita terapkan di kehidupan kita sehari-hari? Jangan Cuma mau senyum kalau dihadapan camera alias kalau mau ber-photo doang. Itu namanya maruk hehehe.
Kalau kita murah senyum, orang pun tidak akan sungkan untuk bertegur sapa pada kita. Orang juga akan betah berada di dekat kita. Kita akan menjadi pribadi yang disukai. Dan itu semua karena satu hal simple yaitu  SENYUM. Nah, mulai saat ini, biasakan memulai hari dengan senyum sehingga mood kita pun akan terjaga ’feel good’ nya hingga kita kembali tidur. Sudahkah anda senyum hari ini?

Smile means:

S     :    See
M    :    Miracle
I      :    In
L     :    Life
E     :    Everyday.

So , let’s start our day with SMILE.

Warning :
Kalau mau senyum liat kanan kiri, jangan senyum-senyum kalau lagi sendiri.

See Yaa….        

Kamis, 15 Desember 2011

HONESTY


“Kalau mau ke kantor pajak sekarang aja, sebelum jam 3.” Ko Ain berkata kepadaku sambil mengambil kunci mobil. “Emang kenapa ko? Mau antar unit lagi ya?” Tanyaku sambil mengikuti langkahnya.
 “Nggak, Cuma wawak sekarang ini kan lagi ambil unit, biasanya jam 3 udah nyampe sini. Kalau wawak udah pulang, aku kan harus nyiapin unit yang mau dipajang. Takutnya kalau pergi ke kantor pajaknya kelamaan, aku dicari-cari Bos pula”. Aku pun lantas mengangguk tanda mengerti akan penjelasan ko Ain yang puanjang lebar dan tak menentu itu hehe.. 




Wawak (Baca: Pakcik/Pakde) yang kami omongin tadi adalah supir di perusahaan tempat aku bekerja. Namanya Ramino. Wak Ramino termasuk salah satu karyawan terlama. Perkiraanku usianya sudah diatas setengah abad. Ada sedikit yang aku kagumi dari beliau ini. Sikapnya memang kadang suka iseng ngeledek (nyindir) karyawan lain, apalagi kalau ada yang datangnya telat tuh. Tapi diluar itu, menurutku ia orang yang sopan dan menyenangkan juga. Satu hal yang aku salut kan dari dia adalah kejujurannya. Di perusahaan tempatku bekerja ini sudah sering terjadi gonta ganti supir yang aku kurang tau pasti penyebabnya. Kalau karena gaji, menurutku gaji seorang supir disini lumayan tinggi loh. Apalagi dibandingkan dengan kerjanya yang gak terlalu sibuk. Paling rame sehari cuma ngantar 3-4 tempat (karena biasanya pembeli membawa langsung unit yang ia beli kecuali kalau rumahnya cukup jauh). Kalau lagi sepi kadang malah gak ada kerjaan, Cuma nganterin nyonya ke pasar atau ngantar anak si Bos pergi Les.  

Back to si supir tadi, Selama ini supir yang lain tuh, kalau udah bertugas ngambil unit ke Medan yang notabene lama perjalanan menuju kesana lebih kurang 2,5jam, mereka pasti nyampenya sekitar jam 5. Tapi kalau wak Ramino yang berangkat paling telat juga nyampenya jam 4 sore. Kadang malah bisa jam 2 dia udah nyampe. Awalnya aku berfikir mungkin karena wawak bawa mobilnya ngebut. Atau perginya lebih pagi dari yang lain. Ternyata belakangan aku tau kalau supir yang lain itu sering berhenti di tengah jalan, dengan dalih ngantuk jadi perlu istirahat. Padahal tujuan utamanya supaya begitu nyampenya udah jam 5, jadi bisa langsung pulang. Nah, Kalau yang lain pada singgah singgah, tidak demikian dengan wawak,ia hanya berhenti di waktu shalat seperti waktu Dzuhur, kadang saat Ashar dia udah nyampe. Kadang dari hal yang terlihat sepele ini aku jadi merasa wajar kalau si Bos lebih ‘sayang’ sama si wawak. Sedikit banyak apa yang dilakukan oleh supir-supir sebelumnya bisa dikategorikan korupsi tuh..lebih tepatnya korupsi waktu. Kalau di posisi seperti itu saja masih ada juga yang bisa di korupsi, apalagi kalau berada dalam posisi seperti petinggi-petinggi Negara kita ya? Huft..memang sebenarnya untuk menghindari mental seperti itu, kita harus membiasakan dari hal-hal yang kecil. Ketika kita berusaha untuk jujur dalam hal yang sepele sekalipun berarti kita sudah melatih diri untuk hal yang jauh lebih besar. Kalau jadi kasir saja mau menyelipkan sedikit pemasukan, gimana kalau jadi kepala keuangan?

Ketika petinggi Negara kita ada yang terlibat korupsi, penyelewengan dana dan sebagainya, banyak sekali yang angkat bicara. Menyalahkan, menghujat, seolah si penghujat itu orang yang paling jujur sedunia. Coba bercermin diri, sudahkah kita jujur? Walaupun seribu rupiah yang bukan hak kita tapi kita gunakan, itu sudah termasuk karupsi loh.. Bukan berarti karena yang diambil oleh para petinggi itu bernilai milyaran baru disebut korupsi. Untuk menyalahkan mereka (para koruptor_red) itu sah-sah saja, tapi jangan berlebihan. Sebagai gantinya, jadikan pengalaman mereka sebagai guru. Ketika koruptor dihukum karena perbuatannya, ya..jangan sampai kita melakukan hal yang sama, yang jelas-jelas kita tau seperti apa nanti akibatnya.


Berbicara tentang kejujuran, sebenarnya aku gak bisa terlalu ngomong ini itu. Karena aku juga nggak tau apakah selama ini aku sudah 100% jujur?  Entahlah..yang pasti untuk mengambil sesuatu yang bukan hak –ku, sampai saat ini dan mudah-mudahan untuk seterusnya aku bisa menahan diri. Dan aku juga ingin kelak bisa mendidik anak-anakku dengan kejujuran. Setidaknya aku berusaha untuk membentuk generasi yang jujur untuk negeri ini. (wuidiihhh..dalem bener….). Yang perlu diingat dari sebuah kejujuran adalah dengan menjaganya. Karena akan terasa sakit sekali ketika kita kehilangan kepercayaan dari seseorang hanya karena sebuah ketidakjujuran. Ketika kepercayaan itu hilang, kita tidak akan bisa mendapatkannya kembali.
So, Be Honest guys.. Semoga bermanfaat..
See Yaaa..

Selasa, 13 Desember 2011

your amazing!!


“ Duhh,, sepertinya enak ya pak kalau jadi Bu Winar. Suaminya anggota Dewan, minimal sebulan sekali travelling ke luar kota, bajunya bermerek, perhiasannya banyak, tiap ada hape model baru pasti dia langsung beli, belum lagi isi rumahnya. Wuihhh.. bikin ngiri aja.” 

Cerocos bu Sri kepada suaminya yang sedang mengganti kran wastafel yang mulai rusak. Sang suami hanya menanggapi dengan senyum.

“ Bapak ndak kepengen gitu mencalonkan diri jadi anggota Dewan? Bapak kan temennya banyak, pasti kalau nyalonin diri bakal banyak juga yang mendukung pak.” Sambung wanita setengah baya itu sambil tetap sibuk dengan racikan tumis kangkung yang akan diolahnya.

“Ndak lah Bu, tiap orang kan punya jalan rezeki masing-masing. Walaupun bapak cuma karyawan swasta, toh selama ini kita ndak kekurangan kan bu. Dan Alhamdulillah usaha warnet kita juga lancar. Jadi anggota Dewan itu tanggung jawabnya besar Bu.” Suaminya menjawab dengan lembut.

Tiba-tiba Weni anak mereka yang masih menggunakan seragam SMP itu masuk ke dapur dan langsung mencomot tempe goring yang ada di atas meja.

“ Cuci tangan dulu Weni, kamu baru pulang? Mana rapornya? Hari ini pembagian rapor kan? ” ujar bu Sri pada anaknya. Weni yang cengengesan di tegur ibunya buru-buru mengeluarkan raportnya.

“ Loh…Wen, kok rangking kamu ndak masuk 5 besar? Pasti kamu sibuk internetan saja kan? Ndak serius belajar? Kamu liat tu Mbak kamu, Waktu SMP selalu rangking 3 besar, makanya sekarang Mbak-mu bisa masuk ke SMA favorit. ”

“ Iya, Bu. Semester depan Weni bakal masuk 3 besar deh..” jawab Weni singkat sambil bergegas masuk kedalam kamarnya. Ia mengurungkan niatnya untuk memperlihatkan piagam penghargaan yang ia terima karena memenangkan lomba Menulis Cerpen tingkat SMP se-Kotamadya.
“Sepertinya ibu hanya tertarik dengan nilai mata pelajaran saja” Batinnya.


***

 Kejadian diatas bisa dialami oleh siapa saja. Di- BANDING -kan. Yup. Ketika kelebihan yang dimiliki orang lain di banding-banding kan dengan apa yang kita punya. Pada dasarnya membandingkan itu tidak selamanya negative. Mungkin saja tujuan kita di banding-bandingkan dengan orang lain adalah agar kita terpacu untuk bisa menjadi lebih baik lagi. Hanya saja, tujuan yang mulia ini kalau tidak disampaikan dengan benar  malah bisa melukai hati.

Setiap orang memiliki kelebihan masing masing.

*Ketika seorang dokter berkemampuan mendeteksi penyakit, dan mengetahui jenis obat penawar mungkin seorang montir tidak mengerti sama sekali akan hal itu. Tapi ketika mobil si dokter rusak, montir lah yang mengetahui dimana letak kerusakannya dan memperbaikinya.
*Ketika adik kita lemah dalam ilmu eksakta, jangan langsung membandingkan dia dengan salah seorang teman yang notabene unggul di bidang itu. Mungkin saja adik kita lebih berbakat seni lukis.
*Ketika seorang motivator ternama bisa memotivasi ribuan orang pengusaha, belum tentu ia bisa menanam dan merawat padi di sawah sampai panen tiba seperti yang dilakukan petani kan?

See? No Body’s Perfect, Masing-masing dari kita punya kelebihan dan kekurangan. Kekurangan yang satu akan dilengkapi oleh kelebihan yang lain. Oleh sebab itu manusia disebut mahluk sosial, yang memerlukan orang lain untuk hidup. (kok jadi kayak pelajaran sosiologi yak :D)

Trus gimana kalau kita berada dalam posisi sebagai objek penderita (yang dibanding-bandingkan) ?
Gampang kok menghadapinya, senyum aja. Bilang kalau kita beda dunia sama yang dibandingin tadi, dia jago marketing kita jago blongging huehehehe. Yang pasti, jangan masukin ke dalam hati, anggap itu teguran atau colekan agar kita mencoba memperbaiki kekurangan pada diri kita dan lebih mengasah kelebihan kita tentunya. 

Tapi, walaupun tiap orang itu beda kemampuannya, itu semua bukan excuse loh yang membuat kita berhenti belajar  dan berkembang. IQ seseorang bisa berbeda, tapi yang memiliki kepintaran biasa-biasa saja bisa jadi tambah pintar kalau rajin belajar loh.. Sepintar apapun kita kalau kita nggak mengikuti perkembangan IPTEK, bakalan ketinggalan juga, ntar ujung-ujungnya bakalan di sebut “Ndesooo!”.     
Sama seperti pisau, Setajam apapun pisau kalau tidak pernah diasah bakalan tumpul juga bahkan berkarat.

Nih ada sedikit intermezzo..cekidot!

-- Yang Terhebat --
Google        : Aku bisa menemukan segalanya.
Wikipedia   : Aku tau segalanya
Modem      : Kalian berdua harus melalui aku dulu. Berarti akulah yang Terhebat.
Listrik         : Diam kalian semua! Jangan sok hebat, kalau aku pergi Elo..Elo..dan Elo.. End. ‘-_-

The Point is:
Setiap orang punya kekurangan dan kelebihan. Asah kelebihan kita, perbaiki kekurangan kita (walau tak sempurna). 

So, dari pada membanding-bandingkan orang lain, mending kita mengasah diri agar terus berkembang menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Keep up to date.. Keep learn.. Keep Growth and Keep Moving forward..Merdeka!

See yaaa…
   

Jumat, 09 Desember 2011

Terima Kasih


“ Huft… membosankan. Si bos ngomel mulu tu.” Temen kerjaku mulai mengeluarkan keluhan nya.
 “Mungkin karena penjualan lebih sepi dari biasanya kak “ Kataku menanggapi.
“ Sepi sih sepi..tapi jangan pasang wajah seram gitu dong, kan gak salah kita kalau emang pasar lagi ga rame. Udah badan pada pegel semua nih, perut kram lagi, tambah pusing dah denger omelannya tu.” Tambahnya panjang lebar.

 Aku hanya tersenyum aja. Habis, mau gimana lagi. Kalau aku sendiri sih berusaha memaklumi tabiat Bos kami yang emang begono. Namanya juga Bos, dimana mana tetap berlaku 2 pasal yang harus diingat. Pasal 1 : Bos selalu benar. Pasal 2 : Kalau Bos salah, ingat pasal 1.
Nah loh,, makanya aku pribadi lebih pengen jadi Bos diri sendiri. Pengen jadi womenpreneur (woman entrepreneur), untuk itulah aku masuk ke salah satu peruasahaan direct selling,pernah juga usaha ternak ikan nila, ikan lele, ikan mas, teraphy kesehatan, jual mainan, dan kesemuanya alhamdulillah masih belum berhasil hahaha -__-. Tapi jangan salah, ni aku masih terus mencoba reseller digital printing hehe wish me luck yo guys..

Back to cerita awal. Temenku yang satu itu emang saban hari hoby banget mengeluh. Dari mulai ngeluhin Bos, ngeluhin kerjaan, ngeluhin gaji, ngeluhin kesehatan, ngeluhin masakan, dan lain-lain dan kawan-kawan dan sebagainya. Semua di ‘keluh’in . Sebenarnya ya itu terserah dianya. Tapi Honestly, I really bored to hear that every day. 

Tiap ketemu pasti keluhan yang diceritain. Masalahnya, aku takut ke’negatif’an pola pikirnya itu ikut merasuk ke pikiranku. Aku takut mood ku yang awalnya feel good jadi bad mood. Sudah beberapa kali aku terangin tentang betapa lebih baik kalau kita selalu ‘Positif Thingking’ dengan apapun yang terjadi atau apapun yang kita alami. Berprasangka baik lah bahkan dalam keadaan paling buruk sekalipun. Aku juga pernah bilang ke dia, Apa yang kita fikirkan itulah yang terjadi. Kalau kita selalu berfikir si Bos gak suka sama kita, si Bos selalu cari masalah, begitulah yang terjadi. Kalau ada gangguan kesehatan seperti pusing, skit perut, atau apalah yang mengganggu sebaiknya jngan terlalu banyak meng’aduh’. Cukup sekali atau paling bnyak tiga kali mngucapkan kata ‘aduuuhhh” . Makin sering kita mengucapkan ‘aduh’ kalau lagi sakit, percayalah rasa sakit nya tak akan berkurang, malah seakan akan terasa makin sakit.
aduuuhhhh
 Temenku tadi, kalau aku sudah ngomong panjang lebar gitu, dia bakal jawab “ Iya..ya ..” sambil ngangguk ngangguk tanda mengerti. Tapi, besok besok yang gitu lagi. Mungkin udah jadi kebiasaan. Sebenarnya kebisaan berawal dari hal hal kecil yang kita ulang sesering mungkin, so guys, kalau kalian sudah terlanjur dengan kebiasaan seperti itu, saranku, segeralah bertaubat..eh..maksudnya berubahlah walau gak bisa instan tapi berusahalah untuk merubah sedikit demi sedikit, kemudian rasakanlah manfaatnya.

Mengeluh itu penyakit. Kalau gak segera dirubah bisa akut. Tanda tanda yang udah akut tuh misalnya : Mengeluhkan hal yang sepele seperti “ Aduhh..kok rambutku keriting sih?? Mau smoothing mahal amat ya?” atau “ Aduh..pengen ganti hape ni,, udah gak hits lagi ni type yang aku pake” lebih parah lagi kalau mengeluh sambil sirik . “ HUhh.. kenapa sih di bisa dapet pacar ganteng dan beduit gitu?” alamakkkk..gak penting banget kan?? Sadarlah begitu banyak yang bisa disyukuri.
Dari pada kita sibuk mngeluh dengan apa yang kita rasa kurang. Coba kita mengingat ingat apa yang seharusnya kita syukuri.

 Pernahkah kita bersyukur? Bersyukur dengan nafas yang masih bisa kita hirup setiap bangun pagi. Bersyukur dengan makanan yang masih bisa kita nikmati, dengan kesehatan yang masih kita rasakan, pekerjaan yang kita jalani. Bersyukur karena masih bisa berkumpul dengan orang2 yang kita sayangi. Sadarkah kita bahwa di rumah sakit begitu banyak yang mengharapkan kesehatan. Kalau kita hanya flu,batuk, sakit perut kita sudah sangat mengeluh, bagaimana dengan orang yang sedang tergeletak di rumah sakit? Yang tidak tau kapan ia bisa sembuh. Kalau kita mengeluh makanan yang kita makan kurang asin, kurang manis, kurang enak. Coba lihat di TV . lihat betapa orang yang hidup di daerah konflik begitu sulit untuk mendapatkan makan. Ketika kita mengeluh dengan pekerjaan, taukah bahwa diluaran masih buanyak sekali yang belum bekerja. Masih banyak yang kerjanya mungkin lebih capek dari kita tapi hasilnya jauh lebih sedikit dari yang kita dapatkan? 

Mungkin sebagian baru berfikir “Iya juga..ya..” . Nah, Bersyukur itu dengan cara apa? Cara yang paling mudah adalah dengan tidak mengeluh dan dengan mengucapkan Terimakasih. Mengucapkan Terimakasihh kepada yang telah memberikan semua yang kita miliki saat ini. Say “Alhamdulillah”  kalau kita merasa ingin mendapatkan lebih dari yang kita punya saat ini. Ucapkan dulu terima kasih dan kemudian minta padaNya dengan ber doa, kemudian berusaha memperbaiki kualitas diri agar kita pantas mendapatkan apa yang kita inginkan. Analoginya begini, kalau seorang pengamen ingin dibayar lebih, dia harus bernyanyi dengan baik dan gak asal asalan, berpenampilan sopan, dan tersenyum.  Kalau sudah seperti itu, tanpa dia minta juga pasti akan diberi rupiah yang lebih. Jangan sebaliknya, pakaian lusuh, nyanyi gak jelas, wajah kecut kayak jeruk purut, begitu di kasih dikit pake ngomel pula. Bisa dijamin, bakalan ada yang nyuruh dia pergi sebelum dia mulai bernyanyi. Semua orang pasti pengen banyak duit kan? Pengen jadi orang kaya. Nah, untuk memantaskan diri dihadapanNya supaya Allah yakin kita pantas jadi orang kaya, caranya : sebelum kaya kita udah harus berbagi alias bersedekah. Nggak ada tuh alasan “Ntar kalao gw kaya dong baru gw kasih sedekah disana sini” kalau dalam keadaan ga punya aja kita pelit, gimana kalo kaya?, sebaliknya, kalau kita mau berbagi walau dalam keadaan pas-pasan apalagi kalau kita kaya? Bisa kan membandingkan 
Bersyukur bukan berarti cepat merasa puas. Kalau kita bersyukur nya seperti itu, itu lebih condong ke yang namanya pasrah. Kalau udah pasrah, keadaan kita gak akan berubah. Gitu gitu aja. Jalan di tempat. Selain melihat orang yang kurang beruntung dari kita, kita juga harus melihat kedepan dank e atas. Ke depan yaitu ke masa depan kita dan keatas yang berarti melihat ke orang orang yang sukses, yang kehidupannya lebih dari kita. Kenapa? Agar kita memliki motivasi untuk menuju ke perubahan yang lebih baik (kayak iklan partai yak :D). Itu ga salah loh guys. Gak ada batasan orang untuk bisa meraih kesuksesan. Bukan harus yang tamatan triple S yang SMA pun bisa kalau mau berusaha dan kreatif. 

Kesimpulan dari cuap cuap ane diatas :
1.       Selalu bersyukur, Positif thingking , remember to share and always say “Alhamdulillah”.
2.       Keep moving, bergerak maju, jangan pasrah.
Last, I hope ada hikmah yang bisa diambil dari apa yang aku tulis. Thanks for read my blog 
See yaaa…

Selasa, 06 Desember 2011

Lepaskan Saja



Siapa yang bisa mengangkat barbell dengan massa 90 kg? Mungkin sebagian sobat yang sering nge- gym bisa ya? Kalau ngangkat sebuah monitor PC ? aku yakin, lebih banyak yang jawab ‘bisa’. Kalau ngangkat gelas berisi air dengan sebelah tangan bisa? Aku juga yakin ni ga ada yang bilang ‘ga bisa’. Tapi gimana kalau ngangkat gelas yang berisi air dengan posisi berdiri selama 1 jam? Masih sanggup tu? Trus kalau waktunya di tambah jadi 2 jam atau seharian dari jam 8 pagi sampe jam 5 sore (kok kayak jam kerja yak?:D) ? ditambah lagi kaki diangkat sebelah?? Huehueheue.. kalau masih ada yang sanggup aku saranin segera mendaftar ke ‘world record’ untuk nyiptain rekor terbaru ‘ngangkat gelas isi air seharian dengan berdiri satu kaki’. 



Well, sebenarnya pertanyaanku -yang mungkin terdengar ngawur- tadi, bukan tanpa maksud terselubung (lebay-_-). Jadi gini, dalam hidup sering kali kita mendapatkan suatu masalah. Masalah yang kita hadapi terkadang jadi beban. Nah, bisa atau tidaknya kita menghadapi masalah bukan tergantung seberapa kuat kita. Tapi berapa lama kita menghadapi masalah itu. Sekuat apapun kita, kalau masalah yang kita hadapi tidak segera terselesaikan, kita tidak akan sanggup menghadapinya. Ujung-ujungnya bisa mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, stress, emosi yang labil, dan lainnya.

Tidak hanya masalah yang harus diselesaikan agar tidak menjadi ‘beban’. Rasa marah, sakit hati yang berujung dendam juga merupakan ‘beban’ yang sebaiknya dihilangkan dari hati kita.

Misalnya saat atasan di kantor negur dengan kata kata yang menyinggung perasaan, wajar kalau kita kesal dan melampiaskannya dengan menggerutu. Tapi, jangan kita bawa kekesalan itu sampai kita tiba di rumah. Kenapa? Kita yang rugi mamen.. si atasan yang negur mungkin ga mikirin gimana perasaan kita. Ngapain kita nyimpan rasa sakit hati yang berkepanjangan? Ntar dianya tidur nyenyak, kita malah gak bisa tidur? Siapa coba yang rugi??

Bagi yang patah hati, cintanya ditolak, bertepuk sebelah tangan, atau gagal menikah, wajar bila bersedih. Tidak ada larangan untuk itu, bersedih itu manusiawi karena manusia punya perasaan. Tapi, sekali lagi aku ingatkan, jangan biarkan kesedihan itu berkepanjangan. Berusahalah untuk mencari sesuatu yang bisa menghibur. Travelling, Nonton film atau dengerin lagu bisa jadi alternative agar kita good mood. Tapi ingat satu hal, When we feeling so blue, jangan nonton atau dengerin lagu lagu cengeng, itu membuat kita makin down dan gak akan keluar dari kesedihan. Yang ada kita malah nangis lagi,sedih lagi, trus merasa jadi orang yang paling sial sedunia (Ihh..amit-amit dah..) 




Ketika kita kecewa, ucapkan kalimat ini pada orang yang mengecewakan kita  "this life is too short to leave it jut for you." (tapi ngucapinnya dalem hati aja ya sob hehehe)

Bagaimana jika kita mengalami kegagalan dalam membangun usaha? Rugi, ga balik modal, gagal dan gagal lagi? Down? Wajar. Tapi jangan berlama lama. Kembali cari peluang dan mulai lagi. Belajar lagi. Kata orang bijak ni, kegagalan yang sesungguhnya adalah ketika kita menyerah. Jadi selama kita nggak menyerah kita belum gagal.

Life is never flat. Selama kita masih hidup, masalah demi masalah pasti akan selalu menghampiri. Masalah lah yang membuat hidup kita lebih berwarna. When picture of your life seems ugly in your eyes, change point of view than u can find different angel.  Ketika dalam hidup kita menemukan bahwa yang terjadi tidak sesuai dengan yang kita harapkan, ubahlah sudut pandang kita. Kita yang harus mengubah sudut pandang dalam menghadapi setiap masalah. Ubahlah kata ‘masalah’ menjadi ‘tantangan’. Jangan berkata pada Allah bahwa masalah kita besar. Tapi, teriakkan pada si ‘Masalah’ bahwa Allah Maha Besar.
Life must go on. Keep spirit guys… See Yaaa 
       

Jumat, 02 Desember 2011

J L E B !!!



Pagi-pagi begitu aku tiba di kantor, salah seorang teman kerjaku menyambut dengan curhatan panjang.

“ Tau gak Juwi, geram kali aku ngeliat si ‘S’ itu, dibilangin yang bagus ngeloyor pergi aja. Emang dia pikir aku ini radio rusak gitu? Sombong kali dia, mentang-mentang Kabag sekarang memihak dia. Jelek kali sifatnya, dia pikir aku sudah lupa apa soal sms yang di kirimnya dulu? Dia pikir aku gak tau kalau dia orang yang memaki aku dari sms waktu itu. Huft…Bla-bla-bla-bla-bla…” 


Aku bengong.   Don’t know what to do. Karena keduanya, baik yang ngomel ini dan yang dia sebut si ’S’ itu adalah sama-sama temanku.
Aku cuma geleng-geleng kecil, sambil berucap “ah..masa seperti itu? Ya udah sabar lah kak..”

Tiba-tiba telepon bunyi  -yang ternyata dari divisinya- membuat ia harus kembali keruangannya. Huft..lega deh aku, karena gak harus mendengar curhatan yang isinya lebih banyak menjelekkan orang dari pada menumpahkan kekesalannya. Kadang memang terjadi keributan kecil seperti ini di kantorku. Penyebabnya macam-macam, tapi lebih sering karena ucapan atau hal-hal kecil -yang sebenarnya gak penting- lainnya. 

Teringat aku akan ucapannya tadi mengenai SMS. Dulu aku memang pernah tau kalau kak ‘L’ (yang ngomel tadi) pernah berseteru dengan kak ‘S’. Aku sudah lupa penyebabnya tapi karena perseteruan itu kak ‘L’ mendapat SMS dari nomor asing yang tak menyebutkan nama. Isinya..wuih..gak sopan banget.
 


Nah, Kak’L’ yakin kalau itu dari Kak ‘S’ (belakangan aku tau dari kak ‘S’ sendiri kalau itu benar). Yang mengherankan untuk ku adalah kanapa kak ‘L’ masih ingat kejadian itu. Sedangkan hal itu terjadi sudah beberapa tahun yang lalu. Dan sebenarnya mereka sudah sering bertegur sapa selama ini. Tapi, setiap ada keributan kecil, pasti kak’L’ mengungkit kembali masalah SMS itu. Berarti sakit hatinya belum benar benar terobati kan? Inilah point nya. Sakit hati karena ucapan (walaupun dalam bentuk SMS).

Lidah memang unik. Kolaborasinya dengan mulut dan otak manusia kadang menciptakan sesuatu yang luar biasa (halah..lebay). Tapi memang benar. Ucapan, yang keluar dari mulut, dikoordinir oleh otak dan dioperasikan dengan bantuan lidah ini kadang bisa melukai hati bahkan menusuk. Kadang luka ini bisa sembuh seiring waktu. Tapi, bekasnya akan tetap ada. Sama seperti kita memasang paku di dinding. Walaupun pakunya bisa kita cabut, tapi tetap saja akan meninggalkan lubang. Ketika ucapan kita sudah melukai hati seseorang, mungkin ia masih bisa memaafkan dan kembali berteman seperti sediakala, tapi untuk membuat ia melupakan hal yang mambuatnya sakit hati, itu lebih sulit. 

 So, Daripada kita meciptakan bekas yang buruk di hati, mendingan kita mengukir sesuatu yang tak terlupakan tapi indah. Caranya banyak mamen., buat orang nyaman bila berada di dekat kita dan ketika  berbicara pada kita, ringan tanganlah dalam membantu, Ucapkan pujian (cari sesuatu yang ada pada dirinya yang bisa kita puji). Memuji itu bukan harus berkaitan dengan fisik loh. Kita bisa memuji Gaya rambutnya (Loh..itukan fisik -_-) eh..memuji pendapatnya, memuji cara dia menyelesaikan sesuatu, memuji kedisiplinannya, yang pasti cari apa yang bisa kita puji. Melalui ucapan kita bisa mengukir apapun di hati orang yang mendengarnya. Akan lebih baik jika ukiran yang kita buat itu indah bukan??

See Yaa…